Bandar Agung Jadi Sentra Cabai Lado di Lampung Tengah

id sentra cabai lado, kampung bandar agung, kecamatan terusan nunyai, mustafa, bupati lampung tengah

Bandar Agung Jadi Sentra Cabai Lado di Lampung Tengah

Bupati Lampung Tengah Mustafa sedang melakukan panen cabe lado di Kampung Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Selasa (6/12) (Foto : Humas Pemkab Lampung Tengah)

...Cabai lado lebih tahan panas dan tahan hama. Mudah-mudahan dengan varian lado ini, panen cabai bisa lebih melimpah dan kesejahteraan petani juga meningkat," kata Bupati...
Lampung Tengah (ANTARA LAMPUNG) - Kampung Bandar Agung, Kecamatan Terusan Nunyai dicanangkan sebagai sentra penghasil cabai lado di Kabupaten Lampung Tengah, hal ini juga sebagai wujud dari program "one zone one product" ((satu daerah satu komoditas).

Pecanangan dilakukan Bupati Lampung Tengah Mustafa saat meninjau perkebunan cabai dan melakukan panen cabai lado di Kampung Bandar Agung, Selasa (6/12).

"Kampung Bandar Agung ini dicanangkan jadi sentra cabai. Cabai yang ditanam juga variannya berbeda, yakni cabai lado, lebih tahan panas dan tahan hama. Mudah-mudahan dengan varian lado ini, panen cabai bisa lebih melimpah dan kesejahteraan petani juga meningkat," kata Bupati.

Ia menjelaskan, pembagian zona produk pertanian telah dilakukan di beberapa kampung di Lampung Tengah disesuaikan dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki.

Program one zone one product merupakan salah satu upaya pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas pertanian. Pengalaman anjloknya harga singkong beberapa bulan lalu, perlu dicari solusi untuk mencegah inflasi di sektor pertanian.

Terkait pemasaran, menurut Bupati, petani tak perlu khawatir karena jangkauannya tidak hanya pasar lokal, tapi juga nasional. Begitu juga dengan harga, saat ini harga cabai untuk varietas lado mencapai Rp30 ribu/kg. Harga ini tertinggi dibandingkan varietas lainnya.

Saat ini produksi cabai mengalami surplus. Tahun 2017 produksi cabai di Lampung Tengah 3.408,1 ton, sementara kebutuhan lokal 2.061,7 ton, sisanya dijual ke luar daerah, seperti ke Jakarta dan Sumatera Barat, sedangkan untuk pemasaran tidak ada kendala, ujarnya.

Menurut dia, program one zone one product juga telah diterapkan di beberapa daerah di Lampung Tengah agar bisa menghasilkan komoditas unggulan. Seperti Kotagajah dengan bawang merahnya, Punggur dengan komoditas nanas, Gunung Batin dengan pisang raja bulu, Indra Putra Subing dengan komoditas jamur dan lainnya dengan komoditas yang berbeda-beda.

Mustafa juga mengajak para petani agar lebih kreatif dalam mengembangkan tanamannya, tidak hanya fokus menanam singkong, padi, tebu, tapi juga tanaman lainnya yang punya nilai ekonomis tinggi.

"Mulai sekarang kita harus mengubah pola tanam pertanian. Jangan hanya terpaku pada singkong, padi, dan tebu. Tanam jenis varian-varian baru yang nilai jualnya tak kalah menjanjikan, seperti jengkol, petai, bawang, jahe, dan lainnya. Dengan ini hasil tanaman kita lebih variatif, harga juga stabil," katanya.

Untuk menunjang pemasaran dan akses pemasaran, Mustafa juga berjanji akan membangun jalan di Kampung Bandar Agung. Kondisi jalan yang masih tanah merah, diakui petani menjadi salah satu kendala dalam mengangkut hasil bumi mereka.

"Soal jalan akan kita selesaikan. Insya Allah segera dibangun, sehingga mobilitas warga lebih mudah, khususnya para petani, mereka lebih mudah mengangkut hasil panen. Insya Allah tiga kilometer jalan yang akan dibangun. Mohon doanya," tambah Bupati yang pada acara itu juga menyerahkan sejumlah bantuan alat pertanian kepada kelompok petani setempat.

Sementara itu, Banu, salah seorang petani menjelaskan, cabai lado memiliki beberapa keunggulan dibanding jenis lainnya. Selain harga bibit lebih murah, cabai lado lebih tahan dari hama dan cuaca panas.

"Buahnya juga lebat. Dua hektare lahan bisa menghasilkan 7-8 kwintal perhari. Tanaman juga bisa bertahan sampai lima bulan. Hasil panen telah dipasarkan di pasar lokal di Bandar Agung dan Kota Metro," jelasnya.