Jakarta (ANTARA Lampung) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengklaim bahwa masyarakat yang buta aksara di Tanah Air hanya sekitar 2,07 persen.
"Hasil capaian 2016, data kami menunjukkan bahwa sebanyak 97,93 persen, atau hanya tinggal sekitar 2,07 persen penduduk kita yang buta aksara," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Kemdikbud Harris Iskandar, di Jakarta, Rabu (6/9).
Dengan demikian, penduduk Indonesia yang buta aksara hanya sekitar 3,4 juta jiwa. Harris menjelaskan Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) Dakar, yang mana sebanyak 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya.
Oleh karena itu, melalui peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) pada 8 September, Kemdikbud akan menyelenggarakan peringatan HAI di Kuningan.
"Hal ini, untuk mewujudkan komitmen pemerintah dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara." Tema HAI tahun ini yang diusung oleh UNESCO adalah "Literacy in a Digital World". Kemdikbud menerjemahkan tema tersebut, yakni mmbangun budaya literasi di era digital, dengan tujuan melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan orang untuk menavigasi masyarakat yang dimediasi secara digital, dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif.
"Peringatan HAI yang dirayakan seluruh warga dunia merupakan kesempatan bagi pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menyoroti peningkatan tingkat melek huruf di dunia, dan merenungkan tantangan keaksaraan yang tersisa di dunia," tutur Harris.
Saat ini, angka buta aksara masih terdapat di sejumlah provinsi yakni Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Sedangkan 23 provinsi lainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang.
"Kemdikbud telah merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan 5M yakni merancang kebijakan keaksaraan yang terintegrasi kesetaraan, memperoleh data valid, membagi tanggung jawab sumber daya pemerintah dan pemerintah daerah, mendiversifikasikan layanan program, dan Memangkas birokrasi layanan program melalui aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id." jelas Harris.
Peringatan HAI tahun ini secara nasional dipusatkan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 6-9 September 2017, dan acara puncak peringatannya akan dilaksanakan pada 8 September 2017.
Kemdikbud: Buta Aksara Tinggal 2,07 Persen
...Hasil capaian 2016, data kami menunjukkan bahwa sebanyak 97,93 persen, atau hanya tinggal sekitar 2,07 persen penduduk kita yang buta aksara, ujar Harris...