Pemkab Lampung Utara Bantu petani pompa air

id pemkab lampung utara, bantu petani pompa air

Pemkab Lampung Utara Bantu petani pompa air

Dinas Pertanian dan Peternakan Lampung Utara memberikan bantuan sebanyak 72 unit pompa air untuk mengantisipasi kekeringan pada areal persawahan petani di 23 kecamatan di daerah ini yang dimulai dari Desa Jagang, Kecamatan Blambangan Pagar. (Foto: Di

...Antisipasi kekeringan pada sawah masyarakat se-Lampung Utara ini perlu dilakukan, mengingat mayoritas areal persawahan pada 23 kecamatan di daerah ini berupa sawah tadah hujan...

Kotabumi, Lampung (ANTARA Lampung) - Pemerintah Kabupaten Lampung Utara akan menyediakan sebanyak 72 unit pompa air untuk mengantisipasi kekeringan pada areal persawahan petani di 23 kecamatan di daerah ini.

"Antisipasi kekeringan pada sawah masyarakat se-Lampung Utara ini perlu dilakukan, mengingat mayoritas areal persawahan pada 23 kecamatan di daerah ini berupa sawah tadah hujan," kata Asisten II Pemkab setempat, Fahrizal Ismail, didampingi Kepala Dinas Pertanian, Sofiyan, di Kotabumi, Senin.

Fahrizal mengatakan bahwa pihaknya sedang mendata areal persawahan yang telah mengalami kekeringan.

"Besok Selasa (7/7), kami akan menggelar rapat untuk membahas kekeringan yang terjadi pada areal persawahan, rapat koordinasi itu akan digelar di kantor Dinas Pertanian," ujar dia lagi.

Menurutnya, pihaknya sudah sejak lama mempersiapkan atau mengantisipasi musim kering dengan berbagai macam pola penerapan budidaya pertanian, agar sawah petani mendapatkan asupan air menggunakan pompa air dan lainnya.

"Bagi petani yang tidak memiliki pompa air, solusi sementara adalah dapat meminjam dari kelompok tani lainnya yang berdekatan," katanya pula.

Kepala Dinas Pertanian Lampung Utara Sofiyan menambahkan, jajarannya baru saja mengatasi masalah kekeringan seluas 60 hektare sawah yang berada di Desa Jagang, Blambangan Pagar, dengan melakukan pengairan menggunakan pompa air.

"Kami mendapatkan laporan pada Jumat pagi, dan siangnya kami langsung turun ke lokasi, tujuannya para petani dapat terbantu dengan solusi apabila kami langsung turun ke lapangan," ujarnya, seraya mengatakan bahwa sebenarnya para petani telah mengetahui akan menghadapi musim kemarau tetapi tetap berharap hujan masih turun.

"Musim kemarau ini sangat berpengaruh besar pada hasil panen padi," katanya lagi.

Pihaknya tengah mengambil langkah agar sawah para petani itu dapat terus dialiri air. Namun menurutnya, jika sungai atau sumber air mengalami kekeringan, maka kondisi kering total pun tidak dapat terelakkan.

"Besok masalah ini akan kami bahas, agar langkah pastinya tepat pada tujuan," ujarnya lagi.

Para petani yang berada di Desa Sidokayo, Abung Tinggi telah mengeluhkan kekurangan sumber air, dan hama penyakit mulai menyerang pada yang baru ditanam.

Endang (58), warga Desa Sidokayo mengatakan, untuk mengatasi kekurangan air di persawahan petani yang berada di lereng Bukit Barisan itu, warga terpaksa mengunakan sistem buka tutup untuk mendapatkan sumber air secara bergiliran.

"Kemarin kami sudah gotong-royong memperbaiki saluran air di sini. Itu juga harus bergiliran untuk bisa mendapatkan airnya," ujarnya pula.

Keluhan para petani padi sawah ini, semenjak musim kemarau selain kurang sumber air, mereka juga dibuat repot untuk mengatasi hama ulat.

"Akibat airnya kurang, jadi padi yang baru ditanam ada yang sudah dimakan ulat," katanya lagi.

Selain hama ulat dan belalang, juga terlihat daun padinya yang telah mengering.

"Penyakit padi pada musim ini banyak, selain serangan hama, juga ada ulat, dan belalang, ini mungkin karena kekurangan sumber air, makanya padi ini terlihat kering," ujar dia.

Keluhan senada juga dikatakan Ngadiman (45), warga Desa Semuli, Abung Semuli yang menuturkan, bila tidak segera mendapatkan sumber air dipastikan hasil panen mendatang akan berkurang.

"Selain kurang air, tanaman padi kami sekarang sudah mulai diserang hama ulat, mungkin ini akan membuat hasil panen berkurang," ujarnya pula.