Bandarlampung, (Antara Lampung) - Institusi asing dari Belanda yaitu Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (Initiatief Duurzame Handel/IDH) yang bertujuan memperbaiki keberlanjutan mata rantai pasokan komoditas untuk perdagangan internasional, menjajaki kemungkinan pengembangan kopi di Provinsi Lampung.
"Kami telah mengunjungi sentra perkebunan kopi di Tanggamus. Namun belum menentukan prioritas daerah mana yang akan ditetapkan untuk pengembangan kopi ini," kata Direktur Program IDH, Ted van der Put di Bandarlampung, Senin (28/4).
Ia mengatakan pihaknya masih menjajaki berbagai tempat di daerah Lampung untuk budidaya kopi sehingga produksi komoditas itu terus berkelanjutan.
Menurut dia, budidaya kopi tidak hanya terdapat di Lampung tetapi juga di daerah lain seperti Sumatera Selatan.
Ia menjelaskan dalam visi program pengembangan kopi berkelanjutan, IDH melibatkan semua pihak seperti konsorsium perusahaan swasta utama, perwakilan industri kopi besar, perdagangan dan mitra ekspor, organisasi masyarakat sipil, pemerintah dan organisasi lainnya.
"Kami melibatkan semua pihak untuk belajar satu sama lain untuk mewujudkan pengembangan kopi ini," jelasnya.
Selain swasta, menurut dia, pihaknya juga berharap mendapatkan dukungan baik dari pemerintah daerah maupun pusat. Karena itu, pihaknya ingin mengetahui lebih jauh terkait perkopian di Lampung, tidak hanya dari kebun atau petani tetapi juga dari pemerintah daerah.
Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Bambang GS mengatakan bahwa pemerintah dan swasta turut andil untuk memajukan pengembangan perkopian di daerah itu.
Ia menjelaskan Provinsi Lampung menjadi penghasil kopi robusta utama nasional dengan produksi sekitar 134.700 ton pada 2013.
"Jumlah itu memberikan kontribusi sebesar 26 persen produksi nasional," katanya.
Saat ini, lanjutnya, luas lahan perkebunan sekitar 160.565 hektare. Potensi tersebut memberi peluang bagi para petani perkebunan kopi yang saat ini berjumlah sekitar 229.379 kepala keluarga untuk hidup lebih sejahtera dari hasil produksi kopi.
Ia juga menyambut baik kedatangan konsorsium swasta yang didukung oleh IDH untuk pengembangan kopi robusta di Lampung.
"Mereka menginginkan agar produksi kopi tetap berkelanjutan mengingat produksi kopi dunia terus menurun sementara permintaan terus meningkat," jelasnya.
Hadir pada pertemuan itu utusan dari Kedutaan Besar Belanda, Kedutaan Besar Swiss, utusan dari Vietnam dan perusahaan penanaman modal asing (PMA) Nestle dan Mondelez Internasional.
Pihak Asing Jajaki Kemungkinan Pengembangan Kopi Lampung - (d)
Kami telah mengunjungi sentra perkebunan kopi di Tanggamus. Namun belum menentukan prioritas daerah mana yang akan ditetapkan untuk pengembangan kopi ini,"