Balon Merapi Untuk Paus Emeritus

id Paus

Gelap belum menyergap kawasan barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tatkala umat tiba di penghujung misa kudus  untuk mendoakan Paus Benedictus XVI yang mengundurkan diri dari Tahta Suci Vatikan karena faktor kesehatan dan usia.
         
Suasana temaram petang di halaman Gereja Santo Yusup, Dusun Juwono, Desa Wates, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Sabtu (2/3), ketika Romo Yoseph Nugroho Tri Sumartono didampingi sejumlah misdinar dan belasan pemuda mendaras doa Salam Maria berkali-kali.
         
Sebagian besar umat duduk di dalam gereja yang terletak di antara aliran Kali Lamat dan Blongkeng kawasan Gunung Merapi yang baru saja selesai bermandi hujan, saat berlangsung prosesi doa yang dikemas secara khusus untuk Paus Benedictus XVI.
         
Mereka dipimpin seorang petugas prodiakon setempat, Gunawan,  dari mimbar di samping kiri altar, meluncurkan doa berbahasa Jawa yang cukup panjang untuk Benedictus XVI dan konklaf atau pemilihan Bapa Suci yang baru oleh para Kardinal di Vatikan, Roma.
         
Kalimat doa yang aslinya berjudul "Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta untuk Bapa Suci Benedictus XVI, dan Pemilihan Paus Baru" itu dikeluarkan oleh Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. Keuskupan Agung Semarang membawahi Gereja Katolik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian wilayah Jawa Tengah.
         
Terdengar pula suara azan maghrib dari pelantang masjid dusun setempat, ketika satu per satu dari sembilan balon tradisional setinggi tiga meter dan diameter satu meter terbuat dari plastik itu, diterbangkan oleh para pemuda dari halaman gereja.
         
Di setiap balon diikatkan selembar kertas bertuliskan kata-kata yang mereka sebut sebagai Sembilan Buah Roh, masing-masing "Cinta Kasih", "Suka Cita", "Damai Sejahtera", "Kesabaran", "Kemurahan Hati", "Kebaikan", "Kesetiaan", "Kelemahlembutan", dan "Penguasaan Diri".
         
Langit di kawasan barat daya Gunung Merapi petang itu pun terkesan berhiaskan sembilan balon tradisional dengan bara api di ujung masing-masing untuk mengiringi Benedictus XVI yang lengser terhitung mulai 28 Februari 2013, setelah memegang jabatan Paus sejak 19 April 2005.
         
"Kami bersyukur atas penggembalaan hamba-Mu, Bapa Benedictus XVI selama ini, yang dengan penuh kasih telah melayani Gereja-Mu, sebagai penerus pelayanan Santo Petrus. Semoga Engkau mendampingi beliau untuk menjadi pendoa bagi Gereja, dan menjadi hamba-Mu yang setia dalam memberikan kesaksian iman yang teguh, harapan yang kokoh, dan kasih yang membara," demikian penggalan doa yang dibacakan secara bersama-sama oleh umat Katolik kawasan Gunung Merapi dari dalam gereja setempat, mengiringi sembilan balon tradisional yang diterbangkan itu.
         
Selanjutnya, Benedictus XVI yang sebelumnya bernama Kardinal Joseph Aloisius Ratzinger, kini dalam usia 85 tahun bergelar Paus Emeritus dan tinggal di Castel Gandolfo di selatan Roma, sebagai pendoa.
         
Ia adalah Paus ke-265 dalam Gereja Katolik Roma dan Paus kedua selama 598 tahun terakhir, setelah Paus Gregory XII, yang mengundurkan diri dari jabatan tersebut.
         
Benedictus memutuskan lengser dari Tahta Suci karena menyadari secara baik bahwa dirinya telah makin berumur dan kondisi fisiknya kian melemah sehingga tidak memungkinkan secara optimal menjalankan tugas sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Biasanya pergantian pemangku Tahta Suci Roma karena Paus mangkat.
         
Mulai 28 Februari 2013 hingga berakhir konklaf mendatang, Tahta Suci dipegang oleh Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Tarcisio Bertone. Kadinal Bertone dipilih oleh Benedictus XVI pada 4 April 2007. Selanjutnya, Bertone bertanggungjawab terhadap proses konklaf mendatang.
         
Berdasarkah tradisi hukum Gereja, setelah pengunduran diri atau wafat seorang Paus, para Kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Kapel Sistina Vatikan untuk menggelar sidang secara tertutup guna memilih Paus yang baru, paling cepat 15 hari dan paling lambat 20 hari setelah peristiwa tersebut.
         
Jumlah Kardinal di seluruh dunia saat ini 203 orang. Akan tetapi, hanya mereka yang berumur di bawah 80 tahun menjadi peserta konklaf, sehingga para Kardinal yang akan berhak konklaf mendatang berjumlah 117 orang, termasuk Bertone.
        
Mereka adalah 61 kardinal berasal dari kawasan Eropa, 19 Amerika Latih, 14 Amerika Utara, 11 Asia, dan satu Oceania di Lautan Pasifik.
         
Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja berasal dari Indonesia (Uskup Agung Emeritus Jakarta) yang saat ini berumur 78 tahun, telah menyatakan diri tidak akan mengikuti konklaf karena menyadari kondisi fisiknya yang lemah, terutama penglihatannya yang memburuk. Jumlah peserta konklaf di Roma mendatang menjadi 116 kardinal.
         
"Kami berdoa pula untuk pemilihan pemimpin Gereja yang baru. Semoga Engkau membimbing Gereja-Mu dengan kuasa Roh Kudus, yang bekerja melalui para Kardinal dalam pemilihan Paus baru. Semoga dengan hati terbuka dan doa yang penuh iman, mereka dapat memahami kehendak-Mu dalam melaksanakan pemilihan Paus yang baru," begitu lanjutan penggalan doa yang oleh umat kawasan Gunung Merapi dilambungkan dalam suasana takzim petang itu.
         
Prosesi doa dengan menerbangkan balon tradisional oleh umat Katolik kawasan Gunung Merapi tersebut, tampaknya sebagai ungkapan syukur mereka atas kegembalaan Paus Benedictus XVI selama ini.
         
Selain itu, harapan baik dengan penuh iman mereka, untuk terpilihnya pengganti Benedictus XVI, yang akan memimpin Gereja dalam melanjutkan jalan peziarahan menuju keselamatan umat manusia.
         
"Semoga buah-buah Roh Kudus turun untuk Gereja, Sri Paus, dan para Kardinal," kata Romo Nugroho saat memimpin umat setempat menerbangkan balon-balon tradisional itu menuju langit kawasan Gunung Merapi