GPDRR di Bali ajang memperkenalkan pariwisata Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pertemuan internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7/2022 di Provinsi Bali merupakan momentum memperkenalkan pariwisata Indonesia.
"Ini merupakan bagian dari program pendukung kegiatan GPDRR yang dimotori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Akan ada kegiatan pendukung yang sifatnya ekshibisi budaya," kata Muhadjir Effendy melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan selain mempersiapkan kedatangan para delegasi dari 193 negara, pemerintah juga menyiapkan kegiatan pendukung yakni berkunjung ke objek pariwisata dan kebudayaan.
Muhadjir beserta jajaran meninjau ke gate internasional Bandara Ngurah Rai dan sejumlah gedung yang direncanakan menjadi venue konferensi di Nusa Dua dan dilanjut dengan memimpin rapat koordinasi besar tingkat menteri Jumat (28/1).
Pada Sabtu (29/1) kegiatan dilanjutkan ke Garuda Wisnu Kencana dan Pura Luhur Uluwatu. Kedua lokasi dipersiapkan menjadi daya tarik kunjungan delegasi negara sebanyak 4.000-5000 wakil dari 193 negara.
Muhadjir mengatakan beberapa destinasi pariwisata yang dipersiapkan untuk dikunjungi para delegasi adalah Taman Wisata Budaya Garuda Wisnu Kencana, dan Pura Luhur Uluwatu yang keduanya terletak di Kecamatan Badung, Provinsi Bali.
Ia mengatakan kemegahan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang merupakan karya seniman Nyoman Nuarta dan keindahan Pura Luhur Uluwatu akan menunjukkan citra besar Indonesia di kancah internasional.
"Dan di sini tentu saja akan disajikan berbagai macam aktivitas budaya yang sudah terkenal di kancah internasional seperti Tari Kecak," katanya.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga memuji kemegahan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Menurutnya, kemegahan Garuda Wisnu Kencana merupakan penanda kebudayaan dan pariwisata Indonesia yang begitu besar.
"Ini sangat menakjubkan. Suatu karya anak bangsa yang memberikan semacam penanda betapa adiluhung budaya khususnya yang berkembang di Bali ini. Ini saya kira ini suatu karya yang paling monumental dalam sejarah Indonesia kontemporer," ujarnya.
Muhadjir juga mengapresiasi keindahan Pura Luhur Uluwatu yang telah dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat lokal.
"Ini salah satu pusat ritual yang umurnya sudah beratus-ratus tahun. Sudah turun temurun dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Ini akan menjadi pilihan yang akan ditawarkan kepada para peserta," katanya.
"Ini merupakan bagian dari program pendukung kegiatan GPDRR yang dimotori Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Akan ada kegiatan pendukung yang sifatnya ekshibisi budaya," kata Muhadjir Effendy melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad.
Ia mengatakan selain mempersiapkan kedatangan para delegasi dari 193 negara, pemerintah juga menyiapkan kegiatan pendukung yakni berkunjung ke objek pariwisata dan kebudayaan.
Muhadjir beserta jajaran meninjau ke gate internasional Bandara Ngurah Rai dan sejumlah gedung yang direncanakan menjadi venue konferensi di Nusa Dua dan dilanjut dengan memimpin rapat koordinasi besar tingkat menteri Jumat (28/1).
Pada Sabtu (29/1) kegiatan dilanjutkan ke Garuda Wisnu Kencana dan Pura Luhur Uluwatu. Kedua lokasi dipersiapkan menjadi daya tarik kunjungan delegasi negara sebanyak 4.000-5000 wakil dari 193 negara.
Muhadjir mengatakan beberapa destinasi pariwisata yang dipersiapkan untuk dikunjungi para delegasi adalah Taman Wisata Budaya Garuda Wisnu Kencana, dan Pura Luhur Uluwatu yang keduanya terletak di Kecamatan Badung, Provinsi Bali.
Ia mengatakan kemegahan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang merupakan karya seniman Nyoman Nuarta dan keindahan Pura Luhur Uluwatu akan menunjukkan citra besar Indonesia di kancah internasional.
"Dan di sini tentu saja akan disajikan berbagai macam aktivitas budaya yang sudah terkenal di kancah internasional seperti Tari Kecak," katanya.
Dalam kesempatan itu, Muhadjir juga memuji kemegahan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Menurutnya, kemegahan Garuda Wisnu Kencana merupakan penanda kebudayaan dan pariwisata Indonesia yang begitu besar.
"Ini sangat menakjubkan. Suatu karya anak bangsa yang memberikan semacam penanda betapa adiluhung budaya khususnya yang berkembang di Bali ini. Ini saya kira ini suatu karya yang paling monumental dalam sejarah Indonesia kontemporer," ujarnya.
Muhadjir juga mengapresiasi keindahan Pura Luhur Uluwatu yang telah dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat lokal.
"Ini salah satu pusat ritual yang umurnya sudah beratus-ratus tahun. Sudah turun temurun dilestarikan oleh masyarakat sekitar. Ini akan menjadi pilihan yang akan ditawarkan kepada para peserta," katanya.