China bangun RS berkapasitas 1.000 ranjang guna tangani virus corona
Beijing (ANTARA) - Kota Wuhan di China mempercepat pembangunan rumah sakit baru berkapasitas 1.000 ranjang untuk merawat pasien yang terjangkit virus corona tipe baru, dan memobilisasi alat-alat berat agar RS tersebut siap pekan depan.
Virus itu telah menewaskan 25 orang dan menginfeksi 800 lainnya, kata pemerintah pada Jumat, seiring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan situasi darurat namun bukan pada level internasional.
Baca juga: Sedikitnya 93 WNI tertahan di Wuhan China
Sebagian besar kasus ditemukan di pusat Kota Wuhan di China, yang diyakini sebagai tempat virus itu berasal pada akhir tahun lalu.
Rumah sakit baru sedang dibangun di sekitar kompleks yang sejatinya diperuntukkan bagi rekreasi pekerja lokal, terletak di taman di tepi danau pinggiran kota, menurut laporan harian Changjiang Daily pada Jumat. Bangunan yang akan memiliki 1.000 ranjang tengah disiapkan.
Mesin-mesin bangunan, termasuk 35 alat penggali dan 10 buldoser, tiba di lokasi pada Kamis (23/1) malam, untuk menyiapkan fasilitas baru pada Senin (27/1), surat kabar itu menambahkan.
"Pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada," kata laporan itu.
"Karena akan menjadi bangunan prafabrikasi, itu tidak hanya akan dibangun dengan cepat tetapi juga tidak akan memakan banyak biaya."
Pembangunan rumah sakit itu mengacu pada pengalaman Beijing pada 2003, ketika kota itu berjuang melawan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Sebanyak 774 orang meninggal dalam epidemi SARS, yang mencapai hampir 30 negara.
Baca juga: Presiden : Perketat pengawasan guna cegah penularan virus corona
Pada saat itu, Beijing membangun rumah sakit Xiaotangshan di pinggiran utara hanya dalam waktu seminggu. Dalam waktu dua bulan, rumah sakit itu merawat seperlima dari semua pasien SARS di negara itu, kata Harian Changjiang.
"Itu menciptakan keajaiban dalam sejarah ilmu kedokteran," tambah surat kabar itu.
Rumah sakit Beijing, dibangun oleh 7.000 pekerja, pada awalnya dirancang hanya untuk membawa pasien dalam proses pemulihan dari SARS untuk mengurangi beban pada rumah sakit lain.
Pada akhirnya rumah sakit itu merawat hampir 700 pasien SARS.
Sumber: Reuters
Baca juga: Virus corona tewaskan 25 orang dan 800 orang terjangkit di China
Baca juga: Dinkes: Belum ada temuan kasus virus Corona di Lampung
Virus itu telah menewaskan 25 orang dan menginfeksi 800 lainnya, kata pemerintah pada Jumat, seiring Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan situasi darurat namun bukan pada level internasional.
Baca juga: Sedikitnya 93 WNI tertahan di Wuhan China
Sebagian besar kasus ditemukan di pusat Kota Wuhan di China, yang diyakini sebagai tempat virus itu berasal pada akhir tahun lalu.
Rumah sakit baru sedang dibangun di sekitar kompleks yang sejatinya diperuntukkan bagi rekreasi pekerja lokal, terletak di taman di tepi danau pinggiran kota, menurut laporan harian Changjiang Daily pada Jumat. Bangunan yang akan memiliki 1.000 ranjang tengah disiapkan.
Mesin-mesin bangunan, termasuk 35 alat penggali dan 10 buldoser, tiba di lokasi pada Kamis (23/1) malam, untuk menyiapkan fasilitas baru pada Senin (27/1), surat kabar itu menambahkan.
"Pembangunan proyek ini adalah untuk mengatasi kekurangan sumber daya medis yang ada," kata laporan itu.
"Karena akan menjadi bangunan prafabrikasi, itu tidak hanya akan dibangun dengan cepat tetapi juga tidak akan memakan banyak biaya."
Pembangunan rumah sakit itu mengacu pada pengalaman Beijing pada 2003, ketika kota itu berjuang melawan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS). Sebanyak 774 orang meninggal dalam epidemi SARS, yang mencapai hampir 30 negara.
Baca juga: Presiden : Perketat pengawasan guna cegah penularan virus corona
Pada saat itu, Beijing membangun rumah sakit Xiaotangshan di pinggiran utara hanya dalam waktu seminggu. Dalam waktu dua bulan, rumah sakit itu merawat seperlima dari semua pasien SARS di negara itu, kata Harian Changjiang.
"Itu menciptakan keajaiban dalam sejarah ilmu kedokteran," tambah surat kabar itu.
Rumah sakit Beijing, dibangun oleh 7.000 pekerja, pada awalnya dirancang hanya untuk membawa pasien dalam proses pemulihan dari SARS untuk mengurangi beban pada rumah sakit lain.
Pada akhirnya rumah sakit itu merawat hampir 700 pasien SARS.
Sumber: Reuters
Baca juga: Virus corona tewaskan 25 orang dan 800 orang terjangkit di China
Baca juga: Dinkes: Belum ada temuan kasus virus Corona di Lampung