Harkitnas saatnya bangkit untuk bersatu
Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-111 menjadi momentum bagi bangsa Indonesia agar bangkit untuk bersatu, kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara .
"Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Menkominfo dalam sambutannya pada peringatan Harkitnas yang dibacakan Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut dia mengatakan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang telah mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad-abad.
Kuncinya ada dalam dwilingga salin suara yaitu gotong-royong. Semangat persatuan dan gotong-royong yang telah mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara. Ungkapan kearifan lokal di setiap daerah juga mengutamakan persatuan yang terdapat di seluruh suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia, katanya.
Meski digali dari kearifan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah dipupuk selama berabad-abad, namun sejatinya jiwa gotong-royong bukanlah semangat yang sudah renta.
Karena sampai kapan pun semangat dan jiwa gotong royong akan senantiasa relevan, bahkan semakin mendesak sebagai sebuah tuntutan zaman yang sarat dengan berbagai perubahan.
Dengan bertumpu pada kekuatan jumlah sumber daya manusia dan populasi pasar, bersama negara-negara besar lainnya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, India, ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi lima besar dunia, dalam 10 sampai 30 tahun mendatang.
"Kuncinya terletak pada hasrat kita untuk tetap menjaga momentum dan iklim yang tenang untuk bekerja. Kita harus jaga agar suasana selalu kondusif penuh harmoni dan persatuan," katanya.
Terlebih lagi saat ini berada pada kondisi pascapemilu yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat namun tahapannya berjalan dengan lancar.
"Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita," kata Rudiantara.
Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, Indonesia membuktikan mampu menjaga persatuan hingga saat ini.
"Kita bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Menkominfo dalam sambutannya pada peringatan Harkitnas yang dibacakan Direktur Utama LKBN ANTARA Meidyatama Suryodiningrat di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut dia mengatakan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang telah mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad-abad.
Kuncinya ada dalam dwilingga salin suara yaitu gotong-royong. Semangat persatuan dan gotong-royong yang telah mengakar dan menyebar di seluruh Nusantara. Ungkapan kearifan lokal di setiap daerah juga mengutamakan persatuan yang terdapat di seluruh suku, adat, dan budaya yang ada di Indonesia, katanya.
Meski digali dari kearifan nenek moyang bangsa Indonesia yang telah dipupuk selama berabad-abad, namun sejatinya jiwa gotong-royong bukanlah semangat yang sudah renta.
Karena sampai kapan pun semangat dan jiwa gotong royong akan senantiasa relevan, bahkan semakin mendesak sebagai sebuah tuntutan zaman yang sarat dengan berbagai perubahan.
Dengan bertumpu pada kekuatan jumlah sumber daya manusia dan populasi pasar, bersama negara-negara besar lainnya seperti Tiongkok, Amerika Serikat, India, ekonomi Indonesia akan tumbuh menjadi lima besar dunia, dalam 10 sampai 30 tahun mendatang.
"Kuncinya terletak pada hasrat kita untuk tetap menjaga momentum dan iklim yang tenang untuk bekerja. Kita harus jaga agar suasana selalu kondusif penuh harmoni dan persatuan," katanya.
Terlebih lagi saat ini berada pada kondisi pascapemilu yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat namun tahapannya berjalan dengan lancar.
"Kita mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti kita niatkan untuk kebaikan bangsa. Oleh sebab itu tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita," kata Rudiantara.
Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, Indonesia membuktikan mampu menjaga persatuan hingga saat ini.