Jangan merasa anak aman gunakan gawai

id anak bermain dengan gawai

Jangan merasa anak aman gunakan gawai

Ilustrasi anak bermain dengan gawai (Foto: Flickr)

Banyak orang tua yang tidak menyadari dampak negatif dari gawai. Orang tua merasa anaknya aman di rumah dengan gawainya, tidak akan terpengaruh kenakalan remaja dan narkoba, kata Margaret

Jakarta (Antaranews Lampung) - Orang tua tidak seharusnya merasa anak-anak aman berada di rumah bersama gawai karena banyak dampak negatif di internet, kata Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Margaret Aliyatul Maimunah.

"Banyak orang tua yang tidak menyadari dampak negatif dari gawai. Orang tua merasa anaknya aman di rumah dengan gawainya, tidak akan terpengaruh kenakalan remaja dan narkoba," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin.

Margaret mengatakan meskipun anak berada di rumah bermain gawai, tetapi tetap ada hal-hal negatif seperti kenakalan dan narkoba yang mengancam anak-anak melalui koneksi internet yang ada di genggaman tangannya.

Salah satu gawai yang paling dikenal masyarakat adalah ponsel cerdas yang sudah digunakan dengan mudah oleh anak-anak, bahkan oleh anak-anak yang belum bersekolah.

"Anak yang belum bisa berjalan pun sudah diberi gawai oleh orang tuanya sebagai hiburan tanpa menghiraukan dampak negatif dari radiasinya," tuturnya.

Margaret mengatakan penggunaan gawai memang memiliki banyak dampak positif seperti untuk media belajar, baik untuk muatan yang diajarkan di sekolah maupun belajar kreatif secara otodidak.

"Namun, dampak positif itu juga diiringi dengan dampak negatif seperti pornografi, perundungan siber, serta permainan bermuatan kekerasan dan pornografi,' katanya.

Margaret menjadi salah satu pembicara pada diskusi "Memberdayakan Orang Tua untuk Memandu Anak-anak yang Terkoneksi".

Selain Margaret, pembicara lainnya adalah Managing Director Netflix Asia Pasifik Kuek Yu-Chuang, Pendiri dan CEO Family Online Safety Institute Stephen Balkam, Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Valentina Ginting dan Wakil Ketua Gerakan Literasi Digital Siberkreasi Rizki Ameliah.