Bandarlampung (ANTARA) - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengajak para anak muda tidak terlibat dalam kegiatan negatif yakni perang sarung selama bulan Ramadhan yang dapat merugikan satu sama lain
"Kami mengajak seluruh masyarakat, terutama para orang tua dan tokoh masyarakat, untuk lebih mengawasi anak-anaknya agar tidak terlibat dalam perang sarung atau aksi tawuran lainnya yang bisa berujung pada tindak pidana,” kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Yuni Iswandari Yuyun, di Mapolda Lampung, Selasa.
Menurutnya, aksi perang sarung memang sering dianggap sebagai permainan oleh sebagian anak muda, namun hal ini juga berpotensi memicu tawuran, perkelahian, bahkan pengeroyokan yang dapat merugikan banyak pihak dan berujung pada proses hukum
"Perang sarung yang awalnya hanya dianggap sebagai permainan dapat berkembang menjadi konflik yang serius. Maka kami minta orang tua perhatikan anak-anaknya," kata dia.
Ia mengatakan bahwa tidak sedikit kejadian yang berawal dari perang sarung berubah menjadi bentrokan antar kelompok. Ini tentu sangat merugikan dan bertentangan dengan nilai-nilai Ramadan yang seharusnya diisi dengan ibadah dan perbuatan baik.
"Guna mengantisipasi hal-hal buruk, Polda Lampung juga akan meningkatkan patroli di berbagai wilayah yang rawan terjadinya perang sarung dan tawuran," kata dia.
Kabid Humas Polda Lampung itu pun telah menyiagakan personel untuk mengantisipasi kejadian yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat.
"Kami berharap ada kesadaran dari para remaja dan dukungan dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban selama Ramadan,” kata dia.
Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk melaporkan jika menemukan adanya indikasi aksi perang sarung atau tawuran di lingkungan sekitar.
“Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperbanyak ibadah dan kegiatan positif. Hindari aktivitas yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” kata dia.