Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung mulai melaksanakan imunisasi nasional Rotavirus bagi bayi berusia 2 bulan hingga maksimal 4 bulan guna mencegah adanya kasus diare berat di wilayah tersebut.
"Dengan membaiknya kondisi saat ini, setelah beberapa tahun belakangan program imunisasi pada anak sempat terkendala pandemi COVID-19. Sekarang saatnya bagi yang belum melengkapi imunisasi harus melengkapi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana di Bandarlampng, Rabu.Ia mengatakan saat ini adapula imunisasi terbaru yang harus dilengkapi oleh masyarakat yang memiliki bayi berusia dua sampai empat bulan, yakni imunisasi Rotavirus.
"Imunisasi nasional Rotavirus untuk bayi berusia dua sampai empat bulan sudah dimulai dilakukan di Lampung, sebab secara nasional pun sudah mulai dilaksanakan pada 15 Agustus ini," katanya.
Dia menjelaskan dimulainya imunisasi nasional Rotavirus itu ditandai dengan diterimanya sekitar 37.500 dosis vaksin Rotavirus kepada Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dari Kementerian Kesehatan.
"Di Lampung sudah mendapatkan sekitar 50 persen dari jumlah vaksin Rotavirus. Sasaran vaksinasi hampir 75 ribu anak jadi jumlah vaksin yang kami terima ini jumlahnya separuh dari total sasaran atau sekitar 37.500 dosis," ucapnya.
Menurut dia, pelayanan imunisasi Rotavirus itu dapat diperoleh di posyandu serta fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Setelah ini (imunisasi Rotavirus) dimulai masyarakat diharapkan membawa anak bayinya untuk mendapatkan imunisasi dengan segera untuk menjaga kesehatan anak," tambahnya.
Diketahui program imunisasi nasional Rotavirus dilakukan secara bertahap dimana pada 2022 telah terlaksana di 21 kabupaten dan kota di 18 provinsi di Indonesia dengan jumlah sasaran 196.876 bayi.
Dan pada 2023 ini imunisasi Rotavirus kembali berlangsung untuk daerah yang belum melaksanakan. Imunisasi tersebut akan diberikan kepada bayi berusia minimal dua bulan dan terakhir diberikan pada bayi berusia enam bulan.
Skema pemberian imunisasi Rotavirus itu akan dilaksanakan secara oral sebanyak 0,5 mililiter atau setara lima kali tetes per dosis dan diberikan sebanyak tiga dosis dengan interval empat pekan antar dosis.
Imunisasi itu diberikan sebagai salah satu upaya pencegahan adanya kasus kesakitan ataupun kematian pada bayi akibat terkena diare.