BMKG ingatkan peluang hujan di awal kemarau

id potensi hujan,curah hujan,musim kemarau

BMKG ingatkan peluang hujan di awal kemarau

Arsip Foto - Warga menggunakan payung untuk menghindari hujan saai menyeberangi jalan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal menghadirkan peluang hujan di beberapa bagian wilayah Indonesia pada awal musim kemarau.

"Ada beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang saat ini berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, sehingga menyebabkan kenapa dalam sepekan ini masih terjadi potensi hujan di beberapa wilayah, dan bahkan dalam beberapa hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa.

Ia menyampaikan, faktor dinamika atmosfer yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di antaranya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia.

Selain itu, dia melanjutkan, adanya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara karena kehadiran pola sirkulasi di sekitar Laut China Selatan dan utara Sulawesi bisa ikut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Mengacu pada hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian III Juni 2023, Guswanto mengatakan, berdasarkan jumlah Zona Musim atau wilayah yang memiliki kesamaan pola musim sekitar 60 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.

Menurut dia, secara umum puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan berlangsung Juli-Agustus 2023. Sebanyak 72,53 persen dari Zona Musim diprakirakan mengalami puncak kemarau selama kurun itu.

Guswanto juga mengemukakan bahwa El Nino yang pada Juni 2023 masih dalam kategori lemah diprakirakan mencapai kategori moderat sampai Oktober 2023 dan cenderung menurun menuju intensitas lemah pada November 2023.