Survei NEW INDONESIA: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo makin unggul

id Elektabilitas calon presiden, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, pemilu 2024

Survei NEW INDONESIA: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo makin unggul

Survei NEW INDONESIA Research & Consulting untuk elektabilitas elektabilitas calon presiden peserta Pemilu 2024, di Jakarta Selasa. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

Jakarta (ANTARA) - Survei NEW INDONESIA Research & Consulting menyebutkan bahwa elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto pada awal 2023 makin unggul pada posisi puncak dalam bursa calon presiden.
 
"Elektabilitas Ganjar mencapai 24,2 persen. Ganjar makin unggul di posisi tiga besar dalam bursa capres, sedangkan Prabowo dan Anies bersaing ketat,” kata Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Prabowo Subianto berada pada peringkat kedua dengan elektabilitas sebesar 20,1 persen. Posisi Prabowo kian didekati oleh Anies Baswedan yang juga terus mengalami kenaikan dalam setengah tahun terakhir yang kini elektabilitasnya 18,3 persen.

Menurut Andreas, tren kenaikan elektabilitas Ganjar dalam paruh akhir 2022 makin membuka peluang untuk dapat memenangkan tiket pencapresan.

“Jika tren Ganjar terus membaik, tidak menutup kemungkinan dapat menembus angka psikologis 30 persen,” kata Andreas.


Pada momentum HUT PDIP ke-50 baru-baru lalu, banyak pihak berharap nama Ganjar akan disebut sebagai capres yang akan didukung oleh partai pemenang dua kali pemilu legislatif tersebut. Tetapi tampaknya, Ketua Umum Megawati memilih untuk menyimpan kejutan di lain waktu.

“PDIP menjadi faktor signifikan dalam peta pencapresan, mengingat hanya PDIP satu-satunya partai yang berhak mengajukan pasangan capres-cawapres tanpa perlu menggalang koalisi,” ucap Andreas.

Partai-partai lain masih belum menentukan siapa capres ataupun cawapres yang bakal diusung. Bahkan, Nasdem yang telah resmi mengusung Anies pun masih belum bersepakat dengan PKS dan Demokrat dalam menentukan pasangan cawapresnya.

“Partai-partai menunggu siapa capres yang akan didukung oleh PDIP, dan akan menentukan bagaimana peta koalisi yang bakal terbentuk. Jika sesuai jadwal, KPU baru akan membuka pendaftaran capres-cawapres pada bulan Oktober mendatang," kata dia.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas paling awal oleh Golkar, PAN, dan PPP masih mengulur waktu soal penyebutan nama capres. Gerindra kemungkinan akan mengusung lagi Prabowo, tetapi PKB sebagai mitra koalisi juga mengusulkan nama Muhaimin Iskandar.

Untuk elektabilitas calon presiden lainnya, menurut dia jauh di bawah posisi tiga besar terdapat nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono (5,0 persen), Ridwan Kamil (4,8 persen), dan Sandiaga Uno (4,2 persen).
 
“Ketiganya diprediksi akan berebut tiket cawapres di antara koalisi yang mungkin terbentuk,” kata Andreas.
 
Sejauh ini, menurut Andreas baru AHY yang disebut-sebut bakal mendampingi Anies, tetapi Koalisi Perubahan yang digadang-gadang tidak kunjung terbentuk. Sementara, Ridwan Kamil berencana masuk Golkar agar bisa mendapatkan tiket, sedangkan Sandi ada isyarat ingin pindah partai dari Gerindra ke PPP.
 
Berikutnya, lanjut dia ada Puan Maharani (3,6 persen), Erick Thohir (2,8 persen), dan Khofifah Indar Parawansa (2,5 persen).
 
Sejumlah nama lain juga tengah bersinar, di antaranya mantan Panglima TNI Andika Perkasa (1,7 persen) dan Yenny Wahid (1,0 persen). Airlangga Hartarto masih stagnan (1,2 persen), demikian pula dengan Mahfud MD (1,1 persen).