BKKBN Lampung terus berupaya turunkan prevalensi stunting

id bkkbn lampung, kasus stunting,wagub lampung

BKKBN Lampung terus berupaya turunkan prevalensi stunting

Wagub Lampung Chusnunia Chalim (tengah) pada acara Koordinasi Tim Audit Stunting Kabupaten/Kota Provinsi Lampung 2022, di Bandarlampung, Rabu. (ANTARA/HO)

Lampung (ANTARA) - Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung terus berupaya menurunkan prevalensi stunting di daerah setempat.

Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Ni Gusti Putu Meiridha, di Bandarlampung, Rabu, mengatakan bahwa berbagai upaya dalam rangka menurunkan prevalensi stunting di setiap kabupaten dan kota terus dilakukan, kendati menemui beragam dinamika dan problematika yang unik, khas, dan kasuistik.

"Berangkat dari pemahaman ini maka diperlukan perlakuan dan intervensi aksi yang lebih detail, spesifik, serta intens," kata Putu pada Koordinasi Tim Audit Stunting Kabupaten/Kota Provinsi Lampung 2022, di Bandarlampung, Rabu.

Karena itu, lanjutnya, diperlukan kegiatan khusus secara berkala dalam rangka mengelola, menelusuri kesulitan serta mendapatkan solusi jika terdapat kendala dalam penanganan stunting di suatu wilayah setingkat kabupaten dan kota. 

Putu menjelaskan kegiatan manajemen dan audit kasus stunting sebagai respon terhadap kasus stunting yang kasuistik di masing-masing kabupaten dan kota seluruh Indonesia. 

Menurutnya, secara umum, audit kasus stunting merupakan proses identifikasi resiko dan penyebab resiko pada kelompok sasaran yang berbasis surveilan rutin atau sumber data lainnya, khususnya sebagai penapisan kasus-kasus yang sulit untuk menemukan dan mengetahui resiko-resiko potensial penyebab langsung seperti asupan gizi yang tidak adekuat.

Kemudian penyakit infeksi dan penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas atau menyusui, baduta dan balita, agar dapat dibuat rencana tindak lanjut atau intervensinya oleh tim audit stunting yang telah terbentuk di masing-masing kabupaten/kota.

Sementara itu, Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim mengatakan bahwa stunting dapat merusak masa  depan seorang anak, bahkan sebelum ia tumbuh dewasa karena stunting dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitifnya. 

Ia menyebutkan bahwa  human capital sangat menentukan keberhasilan pembangunan."Jika nyaris 30 persen anak Indonesia stunting, artinya 30 persen kekuatan pembangunan Indonesia di masa depan terancam hilang.  Belum lagi, kerugian ekonomi bagi negara yang ditimbulkan oleh stunting juga merupakan masalah serius," tambahnya.