Jakarta (ANTARA) - Beberapa tetangga yang tinggal dekat dengan rumah keluarga ZA, tersangka penembakan di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, memastikan mereka akan berusaha menguatkan pihak famili terlepas dari insiden teror yang terjadi.
Menurut beberapa tetangga yang ditemui di dekat rumah korban di daerah Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, pada Rabu malam dan Kamis dini hari, insiden di Mabes Polri justru jadi alasan mereka harus merangkul keluarga ZA, karena mereka punya hubungan baik yang telah terjalin lama dengan orang tua serta kakak-kakak pelaku.
“Saya tuh kalo dia (orang tua ZA) ada di sini saya mau bertemu. Sedih lah. Saya (ingin) kasih semangat,” kata Tiuria Gultom, salah satu tetangga yang rumahnya berjarak kurang dari 100 meter dari rumah keluarga ZA.
Walaupun demikian, Tiuria tidak menyangkal ada beberapa warga yang mengutarakan ketakutannya setelah insiden tersebut, tetapi ia berusaha membujuk warga agar tidak terjebak rasa takut.
“Aku bilang (ke beberapa tetangga) besok kita ke sini ya. Saya bilang (ke) warga saya, gak boleh takut. Gak boleh begitu, kita saling menguatkan, tadi saya bilang warga saya,” kata Tiuria, Rabu malam.
Tiuria merupakan salah satu ketua RT di RW 10, tetapi ia tidak menaungi daerah RT tempat keluarga ZA tinggal. Walaupun demikian, ia mengaku punya hubungan baik dengan keluarga ZA, termasuk orang tuanya dan kakak-kakaknya mengingat ia sendiri telah tinggal di daerah itu selama lebih dari 30 tahun.
Sementara itu, tetangga lainnya yang ditemui di dekat rumah keluarga ZA, pasangan suami istri berinisial R dan S, mengatakan kejadian di Mabes tidak mengubah hubungan baik yang telah terjalin lama antara mereka dan orang tua ZA dan kakak-kakak ZA.
“Setelah ini ya tidak ada masalah. Selama ini ya (kami) gak ada masalah apa-apa. Ya namanya kita ini ya bertetangga, yang sudah-sudah, ya sudah. (Mereka) seperti keluarga, saudara sendiri,” kata S saat ditemui di warungnya yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah keluarga ZA, Kamis dini hari.
R menambahkan masyarakat di daerahnya itu punya hubungan baik antarwarga sehingga ia optimis ikatan kekeluargaan yang terjalin dengan baik selama puluhan tahun tidak akan berubah setelah ada insiden di Mabes Polri.
“Di sini, Insha Allah, gak ada dikucilkan, karena orang tuanya orang baik,” kata R.
Pasangan suami istri R dan S telah tinggal di daerah Kelapa Dua Wetan selama lebih dari 40 tahun. Keduanya mengaku mengenal baik orang tua ZA beserta kakak-kakaknya.
ZA, 25, merupakan tersangka penembakan di Mabes Polri yang kemudian ditembak mati di lokasi oleh polisi. Jasad pelaku dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk otopsi tidak lama setelah kejadian, kemudian ia dimakamkan pada Rabu malam di pemakaman umum di Jakarta Timur.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat jumpa pers di Mabes Polri menerangkan tersangka ZA beraksi seorang diri atau lone wolf. Kepolisian meyakini aksi ZA didorong oleh paham radikalisme teroris, yang kemungkinan terhubung dengan ISIS.