Smile Train Operasi Bibir Sumbing Anak Lampung

id Smile Train di Lampung, Operasi Bibir Sumbing Gratis, RSIA Mutiara Putri, Smile Train

Smile Train Operasi Bibir Sumbing Anak Lampung

Tim dokter RSIA Mutiara Putri Bandarlampung bersama relawan dan pasien operasi bibir sumbing dan langit-langit secara gratis bekerjasama dengan Smile Train Indonesia. (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Yayasan Smile Train Indonesia telah membantu seribuan anak dari berbagai kabupaten/kota di Provinsi Lampung menjalani operasi bibir sumbing dan langit-langit secara gratis pada sejumlah rumah sakit di daerah ini.

Menurut relawan Smile Train Indonesia di Lampung, Zakaria, di Bandarlampung, Jumat (29/9), setidaknya sejak 10 tahun terakhir Smile Train yang telah masuk ke Lampung dan bekerjasama dengan berbagai rumah sakit maupun pemerintah daerah untuk membantu operasi bibir sumbing dan langit-langit anak-anak warga Lampung tersebut.

Para penyandang bibir sumbing dan gangguan pada langit-langit itu berasal dari berbagai tempat di Provinsi Lampung yang mendapatkan bantuan operasi secara gratis pada sejumlah rumah sakit.

Beberapa RS itu, di antaranya RS Urip Sumoharjo, RS Advent, RS Graha Husada, RS Bintang Amin, RS DKT, dan RS Ibu dan Anak Mutiara Putri di Bandarlampung serta RS Mardi Waluyo di Metro.

"Ada pula pasien operasi bibir sumbing dan langit-langit yang langsung ditangani tim dari Jakarta," katanya pula.

Sejak tahun 2016, Lampung telah memiliki tim khusus yang menangani operasi bibir sumbing dan langit-langit itu.

RSIA Mutiara Putri di Bandarlampung, menurut Direkturnya dr Khadafi Indrawan SpAn, didampingi drg Agus Salim SpBm, salah satu RS di Lampung yang telah memiliki tim khusus untuk menangani operasi bibir sumbing dan langit-langit yang siap membantu melakukan operasi, baik di RSIA Mutiara Putri maupun ke tempat lain dengan membawa tim dan peralatan yang diperlukan.

"Pasien bisa kami jemput atau bisa saja pasien yang akan dioperasi dikumpulkan lebih dulu di suatu tempat, kemudian kami mendatanginya. Yang penting tersedia ruang untuk operasi dan perawatannya," ujarnya lagi.

Setelah tim itu terbentuk, dalam enam bulan ini setidaknya sudah ada 78 pasien yang menjalani operasi, belum termasuk 12 pasien yang dioperasi di RSUD Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Zakaria menambahkan, dalam dua tahun terakhir setidaknya 287 pasien telah menjalani operasi bibir sumbing dan langit-langit di Lampung, belum termasuk yang ditangani oleh tim lain, seperti melalui tim dari Jakarta yang turun ke Lampung melakukannya.

"Dalam sepuluh tahun terakhir, setidaknya sudah 1.000 pasien menjalani operasi bibir sumbing dan langit-langit di Lampung melalui dukungan Yayasan Smile Train," kata Zakaria lagi.

Setiap tahun rata rata 8.000 bayi terlahir dengan kondisi celah bibir (bibir sumbing) dan langit-langit (sumbing langit langit) di Indonesia. Sebagian di antara mereka berasal dari keluarga miskin atau kurang mampu.

Smile Train Indonesia membantu mereka dengan semboyan "Senyum Baru dan Semangat Menyongsong Hari Depan Yang Lebih Baik".

Menurut drg Agus Salim SpBm, anak-anak yang sumbing sulit berbicara, sulit makan, dan kurang percaya diri, sehingga perlu menjalani operasi untuk dapat menjalani kehidupan normal secara lebih baik.

Smile Train Indonesia, salah satu yayasan yang peduli kepada anak-anak sumbing, mencari anak-anak sumbing hingga ke pelosok di Lampung, enginginkan anak-anak Indonesia bisa tersenyum sempurna.

Saat ini bagi anak-anak penyandang bibir sumbing dan sumbing langit-langit di Lampung dapat menjalani perasi secara gratis di RS Ibu dan Anak Mutiara Putri Bandarlampung yang telah bekerja sama dengan Smile Train Indonesia.

Bakti sosial operasi bibir sumbing di RSIA Mutiara Putri itu, dengan syarat fotokopi KTP, kartu keluarga, WNI, dan berusia di atas tiga bulan dengan mendaftarkan diri ke RSIA Mutiara Putri, Jalan HOS Cokroaminoto No.96, Enggal, Bandarlampung atau menghubungi nomor telepon 082372869295 atau 0721-252519 pukul 08.00-16.00 WIB.

Pasien bibir sumbing berusia minimal tiga bulan dan berat badan minimal 5 kg, sedangkan pasien langit-langit berusia minimal 18 bulan dengan berat badan minimal 10 kg.