Bengkulu Lepas 200 Anak Penyu

id Bengkulu Lepas 200 Anak Penyu , BKSAD, Binatang, Kura-kura

Penyu merupakan hewan dilindungi undang-undang, namun kehidupannya saat ini terancam punah akibat diburu masyarakat untuk diperjual belikan."
Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu melepas sekitar 200 tukik (anak penyu) di kawasan Pantai Wisata Alam Pasir Putih, Kota Bengkulu untuk dilestarikan.

Penyu merupakan hewan dilindungi undang-undang, namun kehidupannya saat ini terancam punah akibat diburu masyarakat untuk diperjual belikan, kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto, Minggu.

Ia mengatakan, anak penyu itu diambil dari penangkar penyu semi alami di Mukomuko, dengan demikian sebagian dilepas di kota Bengkulu dan sisanya dilepas di Mukomuko.

Anak penyu itu setiap tahun dilepas diperairan Bengkulu yang merupakan hasil penangkar dikelola warga Mukomuko dan yayasan Peduli Satwa dibawa pengawasan BKSDA Bengkulu.

Usia anak penyu yang dilepas pada 2013 itu kira-kira berumur dua minggu hasil penetasan para penangkar di kawasan hutan cagar Alam Air Hitam di kabupaten Mukomuko.

Dipilihnya kawasan wisata alam pantai pasir putih Kota Bengkulu untuk menjadi pelepasan anak penyu karena disepanjang pantai Bengkulu merupakan habitat penyu.

Penyu itu selain hidup secara lokal di perairan Bengkulu juga datang dari negara lain seperti Thailand untuk bertelur di kawasan pantai Bengkulu.

Sehabis bertelur penyu tersebut kembali melanjutkan perjalanannya mejelajah perairan samudra Hindia wilayah Barat Sumatra.

Seiring perkembangan Kota Bengkulu keberadaan hewan langka itu sudah menghilang, dengan demikian diharapkan anak penyu yang dilepas itu tidak diganggu masyarakat setempat, supaya bisa berkembang biak.

Pelepasan hewan langka itu kerja sama dengan Balai Pengelolaan daerah aliran Sungai (BPDAS) dan Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu sekaligus mengamankan kawasan hutan wisata alam di kawasan pantai Kota Bengkulu.

Kepala BPDAS Bengkulu Suharsono mengatakan, dalam kegiatan tersebut juga dilepas beberapa ekor burung liar di kawasan lapangan sepak bola pasir putih setempat.

Kawasan Taman wisata Alam pantai panjang akan menjadi prioritas untuk dihijaukan karena kondisinya saat ini terancam gundul akibat penebangan kayu cemara dan abrasi pantai, ujarnya.