Bandarlampung (ANTARA) - Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy menyebutkan potensi pengembangan industri keuangan syariah di Lampung sangat besar, mengingat lebih dari 90 persen penduduknya adalah muslim.
"Selain itu, Lampung merupakan provinsi dengan jumlah pondok pesantren terbanyak kedua di Sumatera," kata Otto di Bandarlampung, Jumat.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025, literasi keuangan syariah berada di angka 43,42 persen dengan tingkat inklusi hanya sebesar 13,41 persen.
Di sisi lain, Otto mengatakan aset perbankan syariah di Lampung tumbuh 16,01 persen menjadi Rp7,93 triliun pada 2025, dan pembiayaan meningkat 15,58 persen menjadi Rp6,21 triliun.
Sementara itu, tingkat literasi pasar modal berdasarkan SNLIK 2025 hanya sebesar 17,78 persen dan tingkat inklusi sebesar 1,34 persen.
"Literasi keuangan bukan sekadar soal tahu cara menabung, tapi juga tentang bagaimana keluarga, terutama ibu-ibu, mampu merencanakan keuangan jangka panjang, memilih produk keuangan yang tepat, dan mengambil keputusan finansial yang bijak demi kesejahteraan keluarga," ujarnya.
"Ini juga menjadi bagian penting dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak," tambah Otto.
Saat ini, basis ekosistem ekonomi dan keuangan syariah secara nasional tercatat cukup besar yakni dengan jumlah rumah ibadah 308.435 masjid, 376.469 mushola, dan 281,2 juta jiwa penduduk muslim.
Selain itu, lembaga keuangan mikro berbasis syariah tercatat berjumlah 4.500 unit, bank pembiayaan rakyat syariah 174, bank umum syariah 14 unit, unit usaha syariah 21 unit, 9 fintech syariah dan 29 asuransi syariah. Dengan demikian, ekosistem tersebut diupayakan untuk terus meningkat dan meluas.
Baca juga: OJK ingatkan masyarakat untuk "2L" sebelum lakukan pinjaman daring
Baca juga: OJK menindaklanjuti dugaan terjadinya fraud di Bank Woori Saudara
Baca juga: OJK Lampung: Program Desaku Maju dorong pertumbuhan ekonomi
.
