Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, Lampung bersama tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol PP dan Linmas melakukan monitoring di Kecamatan Metro Utara untuk mengantisipasi aksi kenakalan remaja seperti perang sarung.
Hasilnya dalam monitoring yang dilakukan Rabu (20/3) malam, tim gabungan berhasil mengamankan tujuh remaja yang dicurigai hendak melakukan aksi kriminalitas.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Metro Bangkit Haryo Utomo mengatakan, tim gabungan ini melakukan penyisiran di tempat-tempat yang sering digunakan untuk nongkrong, seperti lapo tuak di setiap kelurahan.
"Ini salah satu langkah antisipasi kami dalam mencegah aksi kenakalan remaja. Kami libatkan semua pihak ada TNI, Polri, Linmas, kecamatan dan kelurahan juga. Ini kegiatan kedua ya, yang pertama kemarin di Kecamatan Metro Barat," katanya lagi.
Dia menjelaskan, tidak hanya mengamankan remaja yang dicurigai melakukan aksi kriminalitas, tim gabungan ini juga menyasar para remaja yang menggunakan kendaraan bermotor tetapi tidak dilengkapi dengan surat kendaraan.
"Setiap ada remaja yang nongkrong-nongkrong kami berhenti, kami berikan imbauan. Dan kalau ada yang bawa kendaraan tapi tidak ada suratnya kami bawa ke Polres Metro," ujarnya pula.
Kemudian, kata dia lagi, remaja yang dicurigai akan melakukan tindak kriminal tersebut dibawa untuk dilakukan pembinaan dan orangtua remaja tersebut juga akan dipanggil.
Bangkit menuturkan, dari dua kecamatan yang dilakukan penyisiran oleh tim gabungan tersebut, mayoritas remaja yang diamankan merupakan pelajar sekolah menengah pertama (SMP).
"Mayoritas sekarang anak SMP dan ini sudah kami temukan. Tentu hal ini menjadi perhatian khusus kita ya bagaimana memutus persoalan ini," katanya lagi.
Untuk itu, Pemkot Metro juga akan mengumpulkan semua kepala sekolah agar nantinya ikut memberikan edukasi kepada siswanya untuk tidak terlibat dalam aksi kenakalan remaja ini.
Selain itu, orangtua yang anaknya terlibat tawuran maupun aksi kriminal lainnya akan dihadirkan. Pemerintah juga akan melibatkan psikolog untuk memberikan edukasi pada para pelajar yang terlibat tawuran.
"Anak-anak yang bermasalah itu akan kami kumpulkan dan kami undang psikolog serta narasumber dari Polres Metro untuk memberikan pengertian kepada mereka agar tidak mengulangi tawuran dan lainnya," katanya pula.
Baca juga: Perang sarung tewaskan seorang remaja di Lampung Selatan
Baca juga: Polisi gencarkan patroli di titik rawan perang sarung