Menkeu sebut penarikan utang 2023 Rp407 triliun, turun 41,5 persen

id utang,SBN,APBN 2023

Menkeu sebut penarikan utang 2023 Rp407 triliun, turun 41,5 persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media hasil Kinerja dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (2/1/2024). Sri Mulyani menyebutkan realisasi APBN 2023 defisit sebesar Rp347,6 triliun atau 1,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), sementara penerimaan negara ditutup pada angka Rp2.774,3 triliun atau 105,2 persen dari target, yang terdiri dari perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP Rp605,9 triliun dan hibah Rp13 triliun. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan atau penarikan utang selama 2023 tercatat sebesar Rp407 triliun, turun 41,5 persen dibandingkan realisasi tahun 2022.

“Dibandingkan tahun 2022, di mana pembiayaan utang mencapai Rp696 triliun, realisasi 2023 kemarin pembiayaan turun 41,5 persen,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers Kinerja dan Realisasi APBN 2023 di Jakarta, Selasa.

Di samping itu, realisasi pembiayaan utang juga berada di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang direncanakan sebesar Rp696,3 triliun. Artinya, realisasi hanya sebesar 58,4 persen dari target.

Adapun dari Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2023 yang dipatok sebesar Rp421,2 triliun, realisasi pembiayaan utang sebesar 96,6 persen terhadap Perpres.

“Pembiayaan utang tadinya direncanakan Rp696,3 triliun, dalam Perpres 75 kita revisi ke bawah jadi Rp421,2 triliun, ternyata realisasinya Rp407 triliun,” jelas Sri Mulyani.

Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp308,7 triliun serta pinjaman Rp98,2 triliun.

Realisasi SBN turun 53,1 persen dari realisasi tahun lalu sebesar Rp658,8 triliun. Sementara realisasi pinjaman naik 164 persen dari Rp37,2 triliun pada tahun lalu.

“Jadi, secara keseluruhan, SBN neto turun tapi pinjaman agak naik, dan total pembiayaan kita turunnya 41,5 persen,” ujar Menkeu.

Bendahara Negara menjelaskan turunnya pembiayaan utang pada 2023 sejalan dengan konsolidasi fiskal dan pulihnya ekonomi nasional.

Tingkat imbal hasil (yield) SBN juga terkendali dan cost of fund dapat dijaga dengan efisien di tengah dinamika global dan volatilitas pasar keuangan.

Sementara itu, pembiayaan anggaran terealisasi Rp3595,5 triliun. Nilai tersebut setara 60,1 persen dari target APBN 2023 sebesar Rp598,2 triliun serta 74,9 persen dari target Perpres 75/2023 sebesar Rp479,9 triliun.


Baca juga: Airlangga nilai utang pemerintah saat ini masih terkendali
Baca juga: DJKN selesaikan 2.821 berkas piutang negara pada 2023
Baca juga: Kemenkeu: Utang baru RI Rp600 triliun untuk tutup defisit APBN 2024