Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan terdapat aliran modal asing masuk bersih sebesar Rp4,67 triliun ke pasar keuangan domestik selama periode 17-20 Juli 2023.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan mayoritas modal asing masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,56 triliun, sedangkan sisanya Rp2,11 triliun masuk ke pasar saham.
Dengan demikian secara keseluruhan sejak 1 Januari 2023 hingga 20 Juli 2023, tercatat modal asing masuk bersih sebesar Rp89,56 triliun di pasar SBN dan Rp16,77 triliun di pasar saham.
Meski terdapat modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia, rupiah tercatat melemah pada Jumat (21/7) pagi hari yang dibuka pada level Rp15.005 per dolar AS, dari Rp14.985 per dolar AS pada penutupan Kamis (20//7).
Pelemahan rupiah antara lain disebabkan oleh penguatan indeks dolar AS ke level 100,88. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Di sisi lain, ia mengungkapkan imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,21 persen dari 6,19 persen.
Imbal hasil SBN Indonesia tersebut masih terlihat lebih menarik dari imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun yang juga meningkat ke level 3,85 persen.
Sementara itu premi risiko investasi atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun tercatat naik ke level 81,72 basis poin (bps) per 20 Juli 2023 dari 79,77 bps per 14 juli 2023.
Erwin menegaskan, BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.