Kapasitas Kilang Balongan Indramayu naik

id Kilang Balongan

Kapasitas Kilang Balongan Indramayu naik

Petugas saat meninjau Kilang Pertamina Balongan Indramayu, Jawa Barat. (ANTARA/Ho-Humas Kilang Balongan)

Cirebon (ANTARA) - Kapasitas pengolahan pada Kilang Pertamina Balongan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, saat ini meningkat setelah selesainya proyek pengembangan, dari sebelumnya sebesar 125 ribu, kini naik menjadi 150 ribu barel per hari.

"Selesainya pengembangan phase 1 ini, maka terdapat peningkatan pengolahan minyak mentah dari 125 ribu barrel menjadi 150 barrel per hari," kata General Manager PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan Diandoro Arifian melalui pesan tertulis yang diterima di Indramayu, Minggu.

Menurutnya pengembangan proyek kilang atau "Refinery Development Master Plant" (RDMP) Phase 1 di Kilang Balongan Indramayu, berdampak signifikan terutama dalam hal peningkatan kapasitas produksi minyak mentah.

Proyek RDMP phase 1 Kilang Balongan lanjut Diandoro, dimulai pada 22 Februari 2021 dengan melakukan "upgrading" pada unit CDU (Crude Destilation Unit) dan berhasil diselesaikan 100 persen tahun 2022 ini.

Salah satu komponen yang ditambahkan, untuk menaikkan kapasitas Kilang Balongan yakni dengan memasang "Preflash Column" yang memiliki ketinggian 27 meter, diameter 3,5 meter, dan berat 104, 2 ton, berfungsi sebagai pemisah crude menjadi fraksi ringan (Offgas dan Nafta) di bagian atas dan fraksi yang lebih berat ke bagian bawah dengan bantuan steam sebagai sumber energi.

Ia menjelaskan RDMP phase 1 Kilang Balongan ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang semakin meningkat.

Diandoro menambahkan, selain RDMP yang berhasil diselesaikan, proyek pemeliharaan kilang skala besar (Turn Around) dan proyek Revitalisasi unit Residue Catalytic Cracking (RCC) juga berhasil diselesaikan dengan aman dan lancar.

"Kilang Balongan saat ini dalam kondisi optimal, karena pemeliharaan lancar, RDMP selesai sehingga kapasitas kilang naik, dan RCC juga beroperasi lebih optimal setelah revitalisasi," katanya.