Guwahati, India (ANTARA) - Polisi di negara bagian Nagaland di India timur laut mengatakan 30 tentara didakwa membunuh enam pekerja suku yang dikira gerilyawan selama operasi anti pemberontakan tahun lalu.
"Penyelidikan mengungkapkan bahwa tim operasi tidak mengikuti prosedur standar operasi dan aturan bertempur," kepala polisi Nagaland T.J. Longkumer mengatakan kepada wartawan di ibu kota Dimapur, seraya menambahkan bahwa para personel militer telah melakukan "penembakan yang tidak proporsional."Penyelidikan polisi itu dilakukan setelah 13 anggota suku Konyak yang merupakan mayoritas penduduk wilayah itu dan satu polisi tewas pada Desember tahun lalu.
Mereka tewas setelah pasukan pertahanan yang ditempatkan di negara perbatasan itu mengira kelompok buruh itu sebagai gerilyawan yang masuk dari Myanmar dan pasukan itu melepaskan tembakan.
Enam penambang batu bara tewas saat pulang kerja di Oting di distrik Mon Nagaland. Tujuh orang lainnya ditembak mati ketika penduduk desa, yang marah setelah menemukan jasad para pekerja yang penuh peluru di truk militer, bentrok dengan para tentara itu.
Seorang personel keamanan juga tewas dalam bentrokan tersebut.
"Sanksi untuk penuntutan masih diproses," kata Longkumer, seraya menambahkan bahwa dakwaan telah diajukan untuk menuntut 30 personel militer yang dituduh.