Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah petani lada di Provinsi Lampung mulai menggunakan malada untuk meminimalkan penyakit busuk pangkal batang menyerang tanaman mereka.
"Untuk mengatasi penyakit busuk pangkal batang pada tanaman lada, kami sudah dibantu oleh pemerintah daerah untuk membudidayakan tanaman malada," kata salah seorang petani lada di Kabupaten Waykanan, Muhajirin, saat dihubungi dari Bandaralampung, Rabu.
Ia mengatakan tanaman malada dikembangkan untuk meminimalkan kerugian akibat penyakit busuk pangkal batang menyerang tanaman lada.
"Awal saat diberi bantuan, satu orang petani mendapatkan 130 batang malada. Namun saat ini sudah mencapai 500 batang hingga 700 batang malada," ucapnya.
Menurutnya, tanpa adanya bantuan tersebut petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp3.000 untuk satu ruas bibit tanaman malada.
"Dengan adanya bantuan ini bisa meringankan beban petani, karena perawatan tanaman lada cukup rumit dan menghabiskan banyak biaya," ujarnya.
Ia menjelaskan budi daya malada tersebut telah dilakukan selama dua tahun terakhir.
"Kita budidayakan dahulu malada ini agar lada bisa hidup, sebab kita sistemnya stek batang antara malada dengan lada," katanya.
Hal senada juga dikatakan oleh petani lada lain di Kabupaten Lampung Timur, Rogayah.
"Sempat ada bantuan untuk malada, jadi kita sedang budidayakan agar tanaman lada di kebun bisa lebih kuat," kata Rogayah.
Menurutnya, saat ini malada sedang dalam tahap budidaya dan diharapkan dapat menambah produktivitas tanaman lada.
"Semoga tanaman lada bisa tahan dari penyakit, dan berbuah lebih banyak sehingga panen pun bisa banyak," ucapnya.
Lampung memproyeksikan pada tahun 2022 produksi lada mencapai 15.819 ton.