Sektor Ekonomi Kreatif Bahan Bakar Nasional

id abdul-fikri-fakih

Sektor Ekonomi Kreatif Bahan Bakar Nasional

Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih. (Foto: istimewa)

...Ekonomi kreatif menjadi salah satu bahan bakar ekonomi nasional...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Sektor ekonomi kreatif yang memiliki beragam inovasi dan gagasan termutakhir merupakan bahan bakar yang diperlukan dalam rangka mengembangkan kondisi perekonomian nasional agar lebih berdaya saing secara global.

"Ekonomi kreatif menjadi salah satu bahan bakar ekonomi nasional," kata Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih dalam rilis, Jumat  (13/10).

Menurut dia, hal tersebut karena sektor ekonomi kreatif mengedepankan pada ide-ide kreatif dan inovasi serta eksperimen dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Kemudian, politisi PKS itu mengemukakan, pemanfaatan sumber daya secara inovatif dan kreatif tersebut dikapitalisasi untuk memberikan manfaat pada ekonomi dan kepribadian bangsa.

Selaras dengan Abdul Fikri, Anggota Komisi X DPR Marlinda Irwanti mengingatkan, sebanyak 34 provinsi di Indonesia tentu masing-masing memiliki potensi keunggulan ekonomi kreatif.

Untuk itu, ujar Marlinda, beragam keunggulan di beragam daerah itu harus digali secara lebih dalam lagi berdasarkan kearifan lokal.

Politisi Partai Golkar itu juga menginginkan negara segera hadir untuk membantu memfasilitasi serta melindungi UKM sektor ekonomi kreatif dari gempuran ekonomi global.

Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif memperkenalkan Bekraf Satu Pintu sebagai mekanisme seleksi proposal bantuan pendukungan kepada pelaku ekonomi kreatif melalui pengajuan proposal di situs http://satupintu.bekraf.go.id.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (26/9) menjelaskan Bekraf Satu Pintu diharapkan dapat mempercepat pengembangan sektor ekonomi kreatif yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

"Ada yang namanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), tapi karena ini tidak menyangkut masalah perizinan investasi, maka tidak masuk di Badan Koordinasi Penanaman Modal. Ini murni dukungan kami kepada pelaku ekonomi kreatif, jadi dikelola sesuai prinsip pendukungan kami," urainya.

Ricky menuturkan dari anggaran Bekraf sebesar Rp900 miliar, sekitar Rp600 miliar memang ditujukan untuk pendukungan ekonomi kreatif.

Dalam penyaluran bantuan pendukungan, diperlukan mekanisme yang akuntabel, transparan dan terukur sehingga tercetuslah sistem satu pintu yang telah diotomatisasi, yakni Bekraf Satu Pintu.

Ricky menambahkan ada tiga aspek bantuan yang disalurkan lewat Bekraf Satu Pintu, yakni bantuan operasional serta sarana dan prasarana. Namun, bantuan produksi film, produksi karya dan "sponsorship" untuk penyelenggara kegiatan belum bisa difasilitasi dengan bantuan ini.

Bekraf menargetkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB pada 2019 sebesar 12 persen dengan jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 17 juta orang. Kontribusi ekspor ekonomi kreatif terhadap total ekspor ditargetkan mencapai 21,5 miliar dolar AS pada 2019.

 (ANTARA)