Ucok Durian: Buah Yang Tak Mengenal Musim

id Ucok Durian: Buah Yang Tak Mengenal Musim , buah, musim, durian, DURIAN, DURI, Tempoyak, Medan, Sumut, Turis, wisatawan, pelancong

 Ucok Durian: Buah Yang Tak Mengenal Musim

Warga sedang asyik berebut menikmati buah durian. (ANTARA FOTO/M.Tohamaksun).

Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) dan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) sampai Anang-Ashanti, Agnes Monica, dan anggota Grup Band ST 12 pun pernah ke sini."

Berkunjung ke Kota Medan rasanya tak lengkap jika tak mencicipi manisnya durian asli Sumatera. Hanya saja buah berduri dengan aroma harum yang menusuk hidung ini tidak selalu tersedia sepanjang tahun di Ibu Kota Sumatera Utara itu karena sifatnya yang musiman.

Sementara itu, banyak pelancong selalu mengagendakan acara "makan durian" saat berkunjung ke kota yang terkenal dengan ikon Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashunnya itu.

Realitas itulah yang agaknya menginspirasi seorang pemuda bernama Zainal Abidin alias Ucok untuk mengembangkan usaha berjualan durian sebagai salah satu oleh-oleh khas Medan sejak puluhan tahun silam. Putra berdarah Minang-Tapanuli itu menamakan usahanya "Ucok Durian".

Menurut Safii Nasti (37), karyawan Ucok Durian yang akrab disapa Icap, bosnya itu kini sudah memiliki dua lapak atau tempat berjualan, yakni di halaman enam rumah toko tepi Jalan Iskandar Muda No.75C-75D, dan di halaman dan garasi rumah tinggalnya di Jalan K.H. Wahid Hasyim/Sei Wampu No.30-32.

"Ucok Durian ini sudah ada sejak Bang Ucok (Zainal Abidin, red.) lajang. Jadi, sudah sekitar tiga puluh tahun, dan dia memulai usahanya di Jalan Iskandar Muda Medan ini," katanya kepada Antara Minggu (11/8) petang.

Ucok Durian yang mempekerjakan puluhan anak muda itu mampu menyediakan durian bermutu, baik sepanjang tahun karena pasokan didatangkan dari berbagai wilayah sekitar Medan dan daerah-daerah lain di Sumut, Aceh, dan Sumatera Barat.

"Pada bulan-bulan tertentu, tentu stok kami pernah sedikit. Pada Maret--April lalu misalnya, kami hanya menjual sekitar 200 sampai 600 buah. Sejam berjualan langsung habis. Akan tetapi, hari ini ada 4.000 buah. Ini belum musim," katanya.

Untuk mendukung ketersediaan stok yang awet sepanjang tahun, ribuan durian setiap hari juga didatangkan dari luar kota Medan, seperti Sibolga, Natal, Sidikalang, Kota Cane, dan bahkan Padang, kata Safii.

Pada hari Minggu petang itu, sopir bersama dua karyawan Ucok Durian menurunkan sekitar seribu durian asal Sidikalang dari bak mobil L-300 bernomor polisi BB 8640 YB.

Durian-durian tersebut diambil dari kebun-kebun rakyat di Desa Palding Jaya Sumbul, Kecamatan Tiga Lingga, kata Akhir Ginting, sopir mobil bak berwarna hitam yang mengaku sudah lama bekerja untuk Ucok Durian itu.

Bagi konsumen Ucok Durian, mereka tak perlu khawatir bakal mendapat buah bermutu jelek karena mereka dipastikan akan mencicipi buah yang sesuai dengan harapan berkat garansi "buah jelek langsung diganti" tanpa ada tambahan harga.

"Kami hanya menjual durian yang bagus-bagus saja. Adapun yang tak bagus, kami lempar (jual, red.) ke tukang (pembuat) dodol dan es krim di Medan. Banyak yang ngambil ke sini dengan tong-tong," kata Safii yang sudah bekerja sekitar empat tahun untuk Ucok Durian itu.

Berbekal pisau berujung tajam di tangan, pada hari Minggu menjelang magrib itu, Safii dan beberapa rekan sekerjanya sigap memilih durian dari tumpukan yang menggunung untuk disajikan kepada para pembeli yang sudah menanti di kursi-kursi yang disusun berkelompok-kelompok bersama meja-meja di halaman deretan rumah toko Jalan Iskandar Muda Medan itu.

Sejak buka pukul 16.30 WIB, setidaknya lima mobil pribadi parkir di tepi lapak Ucok Durian di jalan yang menjadi akses utama ke Pasar Pringgan dan simpang Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) maupun di halaman rumah toko milik Jasa Utama, AXA Mandiri, Mandiri Tunas Finance, Jamsostek, Optik Kolmad, dan Verena Multifinance tersebut.
Rp150 ribu
Di salah satu sudut, tampak satu keluarga kecil yang terdiri atas suami, istri, dan dua anak menikmati enam buah durian berukuran kecil dan sedang di atas meja yang dilengkapi dua mangkok cuci tangan, satu tissue gulung, delapan cangkir air kemasan, serta satu kerangjang plastik tempat sampah kulit dan biji durian.

"Enam durian dihargai Rp150 ribu. Saat ini, belum masuk musim durian di Kota Medan dan sekitarnya. Satunya dihargai Rp25 ribu," kata seorang ibu asal Patumbak, Deli Serdang, yang datang bersama suami dan dua anak remajanya.

Menurut Safii Nasti, pihaknya menjual durian bergantung besar-kecilnya ukuran seharga antara Rp20 ribu dan Rp40 ribu per buah. Akan tetapi, harganya sedikit naik saat tidak musim durian. "Seperti tahun sebelumnya, musim durian di Medan mulai September sampai Desember," katanya.

Selain melayani para pembeli yang makan di tempat, Ucok Durian juga menerima pesanan konsumen "partai kecil dan besar" tanpa batas waktu alias 24 jam. Bahkan, seperti tertulis dalam lembar promosinya, Ucok juga menerima pesanan lewat telepon selular nomor 0819-859-540 dan 0813-7506-1919.

Ibnu S., warga Medan Denai, yang hendak mengunjungi keluarganya di Jakarta, misalnya, mengatakan dia berencana membeli durian yang dibungkus dalam kemasan sebagai oleh-oleh.

"Saya sebelumnya sudah pernah beli di sini. Karena pelayanannya bagus, saya ke sini lagi soalnya kalau dibawa ke pesawat, kemasan duriannya tak berbau," katanya.

Konsumen Ucok Durian sangat beragam dan tidak terbatas hanya warga Medan atau para perantau asal Medan yang sedang pulang kampung. Bahkan, kalangan pejabat negara hingga selebritis pun pernah mencicipi manisnya durian Ucok Medan ini.

"Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN) dan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) sampai Anang-Ashanti, Agnes Monica, dan anggota Grup Band ST 12 pun pernah ke sini," kata Safii.

Untuk merawat kepercayaan konsumen, menjaga kesegaran dan mutu buah menjadi bagian dari kiat Ucok Durian. Karena itu, menurut Safii, ketersediaan pasokan durian setiap harinya menjadi keharusan.

Adapun durian yang tertolak karena busuk atau faktor lain saat disajikan kepada pembeli yang makan di tempat, buah-buah tersebut diasingkan dari tumpukan besar untuk dijual ke konsumen khusus, seperti pembuat dodol dan es krim.

Di samping itu, pihaknya juga menjual durian asli Sumatera itu dalam bentuk "daging" ke sejumlah pembuat kue di Bandung, Jawa Barat, dan Tangeran, Banten, kata Safii.

"Daging durian saat ini dijual Rp50 ribu per kilogram atau naik Rp15 ribu dari harga sebelumnya, sedangkan durian yang dikemas dalam bentuk paket oleh-oleh dijual mulai dari Rp200 ribu sampai Rp500 ribu," katanya.

"Kami senantiasa berupaya menjaga mutu pelayanan agar konsumen tetap puas dan mau kembali lagi ke Ucok Durian," kata karyawan yang bekerja dari pukul 16.30 WIB hingga 03.00 WIB atau, paling lambat, pukul 04.00 WIB itu.

Pewarta :
Editor : M. Tohamaksun
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.