Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela mengatakan bahwa intervensi dalam pencegahan stunting harus langsung menyasar masyarakat untuk menurunkan prevalensi stunting di daerah.
"Tantangan di kemudian hari dalam penurunan stunting semakin berat, jika tidak diikuti dengan peningkatan kinerja yang konkret menyasar masyarakat secara langsung. Menyasar anak-anak kita, sehingga stunting ini bisa menurun sesuai target yang ditentukan,” ujar Jihan berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan masih adanya peningkatan prevalensi stunting di kabupaten dan kota dipicu oleh lemahnya tata kelola, minimnya anggaran, kurangnya komitmen, dan terbatasnya data.
"Intervensi spesifik seperti ASI eksklusif, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), pemeriksaan anemia, gizi ibu hamil KEK, layanan ANC, imunisasi, pemantauan tumbuh kembang, dan MP-ASI juga masih belum optimal," katanya.
Oleh karena itu, intervensi sensitif seperti perbaikan air minum dan sanitasi, pemberdayaan orang tua melalui program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) diharapkan dapat terus dioptimalkan dan diterapkan di seluruh lapisan masyarakat.
Ia pun memastikan stunting adalah salah satu ancaman besar bagi negara. Sebab masalah stunting bukan hanya urusan gizi semata, tetapi menyangkut masa depan generasi muda dan anak-anak Lampung yang kelak akan menjadi pemimpin, inovator, dan penggerak pembangunan.
"Stunting berdampak pada tumbuh kembang fisik dan juga kemampuan otak anak. Jika tidak diatasi dengan serius, maka gangguan bukan hanya fisik saja, tetapi juga tingkat kecerdasan, produktivitas, dan bahkan daya saing bangsa ke depan. Kita harus menyamakan prinsip bersama bahwa stunting menjadi ancaman besar bagi negara dan peradaban, maka akan merusak generasi kita karena tidak ada peradaban yang baik, tidak ada SDM yang berkualitas karena stunting," katanya.
Saat ini, prevalensi stunting di Provinsi Lampung terus menurun dari 26,26 persen pada 2019 menjadi 14,9 persen di 2023, dan menjadi provinsi terendah keempat prevalensi stuntingnya di Indonesia.
Namun, pada tahun 2024 terjadi peningkatan prevalensi stunting di Provinsi Lampung menjadi sebesar 15,9 persen.
Baca juga: BGN sebut pemenuhan gizi seimbang jadi fondasi utama cegah stunting
Baca juga: Pemprov Lampung targetkan stunting turun jadi 13,2 persen di 2025
Baca juga: Program Genting dapat menjadi langkah intensif untuk kurangi stunting