Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp10 miliar untuk membantu pengadaan alat pengering bagi petani di daerah ini.
"Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp10 miliar untuk bantuan alat pengering atau dryer. Pada tahap awal ini sebanyak 24 unit alat pengering kapasitas 20 ton akan didistribusikan ke berbagai desa," ujar Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela berdasarkan keterangannya, di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan bantuan alat pengering tersebut juga akan menyasar berbagai daerah, termasuk wilayah yang belum memiliki fasilitas pengeringan seperti di Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
"Salah satunya yang memang tidak ada fasilitas dryer itu ada di Lampung Barat, Suoh. Di sana ada lumbung padi akan tetapi tidak ada dryernya," katanya.
Ia menjelaskan bantuan dryer itu tidak hanya diperuntukkan bagi komoditas padi, tetapi juga untuk pengeringan hasil pertanian lainnya seperti jagung dan kakao.
"Diharapkan dengan adanya alat ini, petani dapat memperpanjang masa simpan hasil panen dan menjualnya dengan harga yang lebih menguntungkan," ujar dia.
Ia pun menekankan pentingnya penguatan hilirisasi pertanian di Provinsi Lampung, agar nilai tambah dari hasil pertanian dapat dinikmati oleh petani lokal.
"Selama ini hilirisasi ini ada di luar Lampung, sehingga Gubernur menginisiasi program ini agar hilirisasi ada di Provinsi Lampung. Ke depan kita berharap agar petani ketika panen sudah menjual berasnya, bukan lagi menjual gabah," katanya lagi.
Menurut dia, melalui program tersebut menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan produksi pertanian, mengatasi tantangan pascapanen, serta mendorong kesejahteraan petani di seluruh wilayah Lampung.
Selain membantu penyediaan alat pengering, Pemprov Lampung juga terus berupaya memperkuat hilirisasi sektor pertanian melalui program penyediaan Pupuk Organik Cair (POC).
Gudang POC di Microba Center Lampung saat ini memiliki kapasitas produksi 80 ton POC yang mampu memenuhi kebutuhan pupuk untuk dua kali masa tanam.
Sebanyak 500 gabungan kelompok tani (gapoktan) yang menaungi 190.851 petani di 15 kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung dengan total luas lahan 175.788 hektare akan menerima distribusi pupuk ini.
Baca juga: Ketua Komisi II DPRD Lampung apresiasi komitmen pemprov dorong hilirisasi pertanian
Baca juga: Lampung terima alokasi kegiatan kehutanan Rp7,6 miliar di tahun 2025
Baca juga: Gubernur Lampung sebut hilirisasi potensi di desa jadi fokus utama