BPBD Lampung minta petani mitigasi curah hujan tinggi cegah puso

id BPBD Lampung, antisipasi bencana hidrometeorologi, pertanian lampung, asuransi tani

BPBD Lampung minta petani mitigasi curah hujan tinggi cegah puso

Ilustrasi- Lahan pertanian di Kabupaten Lampung Timur saat hendak dilakukan pengolahan lahan saat memasuki musim penghujan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Saat ini memang sebagian besar wilayah pertanian di Lampung sudah memasuki musim tanam tiga, dan kondisi cuaca cukup ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi

Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung meminta petani yang ada di daerahnya agar dapat memitigasi adanya curah hujan tinggi agar mencegah terjadinya puso di lahan pertanian.

"Saat ini memang sebagian besar wilayah pertanian di Lampung sudah memasuki musim tanam tiga, dan kondisi cuaca cukup ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi," ujar Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung Wahyu Hidayat saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.

Ia pun mengimbau kepada kelompok tani agar dapat melakukan langkah mitigasi dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan tinggi, salah satunya dengan mengurus asuransi usaha tani padi (AUTP).

"Kami mengimbau gabungan kelompok tani agar bisa segera mengurus asuransi pertanian, sebagai mitigasi kalau terjadi banjir akibat curah hujan tinggi dan membuat sawah menjadi puso. Sebab asuransi tani ini penting sekali, untuk memitigasi risiko sebab akan ada perlindungan kepada petani dari kerugian akibat gagal panen," katanya.

Dia menjelaskan petani juga perlu meningkatkan kecakapan dalam memahami perubahan iklim dan informasi cuaca melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim.

"Sekarang potensinya adalah banjir karena kemarau basah, kalau untuk titik panas di Lampung karena sepanjang tahun ini penuh dengan hujan. Maka tidak ditemukan titik panas. Bahkan secara nasional Gugus Tugas Karhutla sudah dibubarkan karena suhu yang panas beberapa waktu kemarin tidak terlalu berpengaruh terhadap kebakaran hutan dan lahan," ucap dia.

Menurut dia, dengan kondisi kemarau basah yang terjadi di sepanjang tahun ini, Lampung sebagai daerah yang memiliki lahan pertanian cukup luas harus terus mengantisipasi dan memitigasi adanya dampak cuaca ekstrem bagi sektor pertanian.

"Bencana angin kencang memang sudah terjadi, oleh karena itu potensi-potensi bencana hidrometeorologi tersebut harus diantisipasi dengan tetap memperhatikan informasi cuaca, mengurus asuransi pertanian dan mengatur saluran air yang ada di lahan pertanian," tambahnya.

Pewarta :
Editor : Agus Wira Sukarta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.