Satgas sebut 20 juta warga belum dapat dosis dua setelah vaksinasi pertama

id COVID-19,Vaksin COVID-19,vaksin covid,vaksin corona,vaksin covid-19,vaksinasi

Satgas sebut 20 juta warga belum dapat dosis dua setelah vaksinasi pertama

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia per 17 Februari 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (17/2/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Dengan kondisi ini, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat untuk segera melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua dengan terbuka pada saran beberapa ahli termasuk dari Grup Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia atauĀ ITAGI, tegas Wiku

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebutkan secara nasional sebanyak 20 juta warga Indonesia belum mendapatkan dosis kedua vaksin COVID-19 setelah suntikan pertama dalam rentang waktu satu hingga lima bulan.

“Dengan rentang waktu satu sampai dengan lima bulan, secara nasional jumlahnya sebanyak 20 juta orang,” kata Wiku dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia per 17 Februari 2022 daring yang diikuti di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Wiku menyebutkan sebanyak 5 juta warga di Jawa Barat belum mendapatkan dosis kedua setelah melakukan vaksinasi pertama dengan rentang waktu satu sampai lima bulan.

Selain itu terdapat empat daerah lain yang turut belum mendapatkan dosis vaksin secara lengkap. Keempat provinsi itu adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Utara.

“Dengan kondisi ini, pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat untuk segera melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua dengan terbuka pada saran beberapa ahli termasuk dari Grup Penasihat Teknis Imunisasi Indonesia atau ITAGI,” tegas Wiku.

Melihat terdapat jarak antar dosis vaksin COVID-19, Wiku meminta seluruh kepala dinas kesehatan di provinsi maupun tingkat kabupaten kota untuk serius menerapkan arahan dari pemerintah pusat untuk segera memberikan vaksin dosis kedua bagi sasaran yang mengalami "drop out" dalam waktu kurang dari atau sama dengan enam bulan dengan platform yang menyesuaikan ketersediaan di masing-masing daerah.

Kemudian kepala dinas kesehatan juga harus melakukan pengulangan vaksinasi primer bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan juga menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula sesuai dengan yang tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Kemenkes Nomor SR.02.06/II/921/2022 tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19.

Wiku menekankan setiap pemerintah daerah juga perlu memperhatikan masa kedaluwarsa serta stok vaksin, khususnya bagi jenis vaksin yang jumlahnya terbatas dan hanya dapat diberikan pada kelompok khusus.

Sedangkan bagi masyarakat, dirinya mengimbau untuk segera melakukan vaksinasi guna mencegah terjadinya keparahan gejala akibat COVID-19.

Dalam kesempatan itu, turut Wiku sebutkan berdasarkan data Kemenkes per 13 Februari 2022, total kumulatif pasien yang dirawat di rumah sakit ada sebesar 74.838 pasien. Dengan rincian 71 persen asimtomatik atau tidak bergejala dan bergejala ringan.

Di sisi lain, 49 persen penyumbang angka kematian cenderung berasal dari golongan lanjut usia, 48 persen komorbid dan 68 persen orang yang belum atau tidak dapat divaksin lengkap.

Selain meminta setiap pihak untuk ikut berpartisipasi dalam vaksinasi, dirinya meminta agar semua pihak tetap patuh menjalankan aturan dalam melakukan isolasi mandiri agar angka kematian tidak semakin membesar dan kekebalan tubuh terus terjaga.

“Setiap kasus positif harus melakukan isolasi secara dini agar tidak menularkan. Untuk itu masyarakat diminta untuk mematuhi anjuran isolasi termasuk prosedurnya sesuai dengan kondisinya untuk menekan angka kematian, meningkatkan angka kesembuhan dan sekaligus mencegah timbulnya kasus baru,” tegas Wiku.