Rumah sakit di Metro mulai alami kenaikan BOR

id BOR

Rumah sakit di Metro mulai alami kenaikan BOR

Sekda Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo didampingi Kadiskes drg. Erla Adrianti saat diwawancarai awak media. (ANTARA/Hendra Kurniawan)

Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro terus mempersiapkan tempat tidur atau Bed Occupancy Red (BOR) ruang isolasi di sejumlah rumah sakit yang ada di kota setempat untuk mengantisipasi kenaikan pasien COVID-19.

Sekda Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo didampingi Kepala Dinas Kesehatan, drg. Erla Andrianti menjelaskan, saat ini sejumlah rumah sakit di Kota Metro mulai mengalami kenaikan BOR.

"Iya BOR cenderung meningkat. Persiapan yang kita lakukan untuk BOR dan oksigen. Nanti kalau sudah 50 persen kita suruh tambah tempat tidurnya, supaya BOR itu selalu siap 50 persen," katanya.

Bangkit menjelaskan, saat ini dari empat rumah sakit di Metro, tiga diantaranya menunjukan kenaikan angka BOR seperti di RS Mardiwaluyo mencapai 8,33 persen dari 12 kamar tidur yang tersedia.

"Kemudian RSUD Jend A Yani mencapai 11,11 persen dari 45 kamar tidur isolasi. Lalu, untuk BOR RS Muhammadiyah mencapai 14,14 persen dari 29 kamar tidur yang tersedia. Sedangkan RS Islam masih 0 persen," jelasnya.

Selain di rumah sakit, lanjut Sekda, Pemkot juga mempersiapkan tempat isolasi mandiri di Kelurahan Tangguh Nusantara (KTN) yang kembali diefektifkan dan di Wisma Haji Al-Khiariyah.

"Pasien tanpa gejala dan komorbid akan ditempatkan di Wisma Haji. Tapi kalau dengan gejala langsung di Rumah Sakit Ahmad Yani," terangnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi Instruksi Wali Kota Metro terutama dengan melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes) COVID-19.

"Untuk antisipasi disiplin dengan instruksi wali kota, kita level II, prokes 5 M itu tetap. Kemudian puskesmas aktif testing dan tracing serta mengefektifkan monev KTN," tandasnya.