Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat pada Jumat lalu mengatakan akan memulai upaya penyaringan di tiga bandar udara Amerika Serikat untuk melacak orang-orang, yang tiba dari Wuhan dan kemungkinan memiliki gejala demam.
Kendati para pakar mengatakan virus baru itu tidak tampak mematikan seperti SARS, tidak banyak yang tahu dari mana virus itu berasal. Juga, tidak ada kejelasan soal apakah penularan bisa terjadi dari manusia ke manusia.
Thailand telah melaporkan ada dua kasus virus tersebut sementara Jepang melaporkan satu kasus.
Baca juga: Thailad menemukan kasus kedua virus dari China
Baca juga: Pulang dari China, pria Jepang terinfeksi virus Korona
Sejauh ini, semua kasus yang muncul berkaitan dengan orang-orang yang tinggal di Wuhan atau yang sempat bepergian ke kota itu.
Virus terbaru itu berasal dari kelompok besar virus Korona, yang termasuk Sindrom Pernapasan Akut (SARS). Sebanyak hampir 800 orang di seluruh dunia meninggal karena SARS selama wabah pada 2002-2003, yang juga dimulai dari China.
Baca juga: China akui sudah dua orang meninggal akibat pneumonia di Wuhan
Berita Terkait
Lagi 11 tenaga kesehatan di Kota Madiun positif COVID-19
Senin, 21 September 2020 20:10 Wib
330 pasien positif COVID-19 di Makassar dinyatakan sembuh
Senin, 25 Mei 2020 19:48 Wib
Protokol COVID-19 di Bengkulu lemah
Minggu, 10 Mei 2020 13:51 Wib
Pasien positif COVID-19 di Kabupaten Madiun bertambah
Selasa, 5 Mei 2020 22:19 Wib
Cerita kesembuhan pasien COVID-19 di Sulsel, kalahkan virus dengan bersemangat
Minggu, 5 April 2020 7:38 Wib
Dokter THT Makassar berstatus PDP COVID-19 meninggal
Sabtu, 4 April 2020 20:12 Wib
Seorang pegawai Kemenkeu meninggal diduga mengidap COVID-19
Sabtu, 28 Maret 2020 18:52 Wib
Managemen hotel di Palembang semprotkan cairan disinfektan
Senin, 9 Maret 2020 20:54 Wib