Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta memperluas program klasterisasi komoditas cabai di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.
"Setelah pada tahun 2015-2018 dilakukan pengembangan Klaster Cabai Poktan Subur Makmur di Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri, sebagai perluasan dari upaya BI Solo dalam pengendalian harga cabai yang tinggi volatilitasnya adalah dengan membangun Klaster Cabai Gapoktan Ngargotirto Makmur berlokasi di Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen," kata Kepala BI KPw Surakarta Bambang Pramono di Solo, Senin.
Ia mengatakan varietas cabai yang banyak dikembangkan di Sumber Lawang adalah cabai rawit.
Ia mengatakan pertimbangan BI mengembangkan klaster cabai di daerah tersebut karena produktivitasnya yang masih rendah yaitu sekitar 4,5 ton/hektar. Menurut dia, volume panen tersebut masih bisa ditingkatkan.
"Selain itu, masyarakat yang mayoritas hidup di bawah garis kemiskinan memerlukan program pemberdayaan yang bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan," katanya.
Ia mengatakan BI melakukan pendampingan pada program tersebut untuk memastikan adanya peningkatan produktivitas.
"Kami melaksanakan melalui 'pilot project' implementasi teknologi yaitu pengolahan lahan dengan cultivator, penyediaan air dengan pompa, dan perlindungan tanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan sarana mulsa dan 'rain shelter'," katanya.
Selain itu, dikatakannya, pendampingan intensif oleh PPL setempat dalam teknis budidaya dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen.
Sementara itu, dikatakannya, kendala utama dalam budidaya tanaman cabai adalah cuaca. Menurut dia, ketersediaan pasokan air saat musim kemarau menjadi syarat agar petani cabai dapat menanam cabai pada semua musim.
"Dengan pola tanam pada segala musim diharapkan produktivitas cabai rawit meningkat dan dapat memenuhi permintaan konsumsi cabai di Soloraya," katanya.
Oleh karena itu, dikatakannya, pelaksanaan program Gerakan Tanam Cabai di Segala Musim dilaksanakan untuk menjadi percontohan dalam rangka mendukung ketersediaan pasokan yang berkelanjutan antara lain dengan mengatasi masalah ketersediaan air melalui pemberian pompa air.
"Dalam hal ini kami memberikan bantuan berupa 10 unit pompa air dan nantinya ada sejumlah sarana prasarana lainnya melalui Program Bantuan Sosial Bank Indonesia (PSBI) diharapkan mendukung program pengendalian inflasi dari sisi suplai," katanya.
Ia berharap melalui upaya tersebut inflasi Kota Surakarta Tahun 2019 dapat terkendali sehingga secara keseluruhan inflasi dapat terjaga dalam sasaran nasional 3,5 persen +/- 1 persen.
"Selain itu, pemerintah dan Bank Indonesia juga berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dalam rangka mencapai sasaran inflasi sebesar 3 persen +/- 1 persen pada tahun 2020 dan 2021," katanya.