Lampung Tengah (ANTARA Lampung) - Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung (BBWS), Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera mengatasi ambrolnya tanggul di Bendung Gerak Way Seputih Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung dengan mengirimkan sejumlah alat berat.
"Kami akan mobilisasi alat berat hari ini atau paling lambat besok, seperti ekskavator, dump truck dan bronjong. Ke depannya kami akan lakukan rehabilitasi secara permanen, dan pada minggu ini harus selesai," ujar Kepala BBWS, Yudha Mediawan, di Kabupaten Lampung Tengah, Minggu (8/2).
Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab terjadi ambrol itu adalah intensitas curah hujan yang tinggi.
"Ambrol terjadi pada subuh antara pukul 04.00 hingga 05.00 WIB, dan penyebabnya intensitas air terlalu banyak, over topping dan ada kerusakan pada bottom saluran sehingga menyebabkan seepage dan rembesan menjadi besar, ini yang menyebabkan keruntuhan pada struktur tanggul saluran primer Way Seputih. Kami sudah tutup pintu air bendung," ujarnya pula.
Selain itu, ia membenarkan bahwa rehabilitasi pada jaringan irigasi di Way Seputih cukup lama tidak dilakukan secara menyeluruh, hanya dilakukan operasional dan pemeliharaan (O & P) secara rutin.
Namun kebutuhan untuk penanganan Way Seputih cukup besar, sehingga Yudha berharap dana APBN-P TA 2015 sudah dapat dianggarkan.
"Anggaran penanganan kurang lebih 50 miliar untuk rehabilitasi secara permanen," katanya.
BBWS juga menyiapkan kondisi tanggap darurat, sehingga dapat segera menindaklanjuti dengan harapan bisa mengalirkan air untuk membantu pengairan di musim tanam rendeng.
Pada 2015 ini, pihaknya harus bekerja sama dengan Dinas Pengairan Provinsi Lampung, karena hal ini merupakan TPOP (Tugas Perbantuan Operasi Pemeliharaan, ujar Yudha.
Saluran jaringan irigasi Way Seputih memiliki desain kapasitas cukup besar yakni 20.000 ha, sedangkan kondisi di lapangan jaringan ini melayani sebesar 14.600 ha untuk tanam rendeng dengan kebutuhan air skitar 1.2 liter--1.5 liter per hektare.
"Jadi total sekitar 20 meter kubik per detik yang akan ditangani segera, karena irigasi ini merupakan irigasi strategis di Lampung Tengah yang mendukung ketahanan pangan.
