Jakarta (ANTARA) - Ikan yang digunakan dalam perawatan SPA yang sedang digandrungi untuk membersihkan kaki guna menyembuhkan penyakit diduga tak bebas dari bibit penyakit.
Dalam "terapi ikan", ikan tersebut --yang disebut Garra rufa, mengelupasi kaki pasien dengan cara "menggigitnya". Selama "terapi", pasien memasukkan kaki mereka, atau kadangkala seluruh tubuh mereka, ke dalam air yang diisi ikan tersebut, sehingga memungkinkan ikan itu untuk memakan kulit yang mati untuk tujuan kosmetik, atau mengendalikan penyakit, kata beberapa peneliti di Inggris.
Para peneliti tersebut, sebagaimana dilaporkan LiveScience.com, Kamis, mendapati pasokan ikan itu dari Indonesia untuk dikirim ke tempat SPA di Inggris malah memiliki bakteri yang bisa membahayakan. Para peneliti tersebut mencegat dan memeriksa ikan tersebut setibanya di satu bandar udara Inggris, katanya.
Ikan itu membawa sejumlah bakteri, sebagian bisa mengakibatkan infeksi jaringan lunak pada manusia, kata para peneliti tersebut.
Bakteri itu tahan terhadap sejumlah antibiotik, kata mereka.
Satu jenis bakteri yang ditemukan, Vibrio vulnificus, dapat mengakibatkan infeksi luka dan septikemia --kondisi dengan angka kematian tinggi, terutama di kalangan orang yang menderita sakit liver, diabetes atau gangguan fungsi kekebalan, kata para peneliti tersebut.
Jenis lain, yang disebut Streptococcus agalactiae, adalah penyebab umum infeksi jaringan lunak dan kulit, terutama pada orang dewasa yang berusia lanjut dan mereka yang menderita sakit kronis seperti diabetes.
Kendati rangkaian khusus yang diidentifikasi di dalam studi itu tak secara umum mengakibatkan penyakit pada manusia, itu dapat berkembang setelah orang sering terpajanan, kata para peneliti tersebut.
Meskipun demikian para peneliti itu mengakui tak ada laporan mengenai orang yang tertular bakteri setelah mereka menjalani terapi ikan.
"Namun, studi kami meningatkan keprihatinan sampai batas tertentu bahwa ikan ini, atau air yang digunakan untuk membawa mereka, mungkin berisi patogen penyakit zoonosis yang berkaitan dengan kesehatan," tulis para peneliti tersebut di jurnal dari Centers for Disease Control and Prevention, Emerging Infectious Diseases, terbitan Juni.
Orang yang memiliki kondisi seperti diabetes atau imunosupresi tak boleh didorong untuk menjalani terapi itu, terutama jika mereka memiliki luka di kulit, kata para peneliti tersebut.
SPA yang menawarkan terapi ikan mesti mempertimbangkan hanya menggunakan ikan yang bebas penyakit yang dikembangbiakkan di instalasi yang diawasi dengan standar tinggi, kata para peneliti itu.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Center for Environment, Fisheries & Aquaculture Science Waymouth Laboratory, di Weymouth, Inggris.
Ikan Yang Digunakan Dalam Terapi Disorot Tajam
Seorang pengunjung melakukan terapi dengan mencelupkan kaki dalam kolam berisi ikan untuk terapi, di Kampung Bellae, Kel. Biraeng, Kec. Minasate'ne,Kab. Pangkep Sulsel. (FOTO ANTARA/Dewi Fajriani)
