MPAL sarankan kewajiban sehari berbahasa Lampung untuk jaga warisan leluhur

id lampung, mpal lampung, mpal, satu hari berbahasa lampung, bahasa lampung, bahasa daerah lampung

MPAL sarankan kewajiban sehari berbahasa Lampung untuk jaga warisan leluhur

Kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) perdana MPAL di Bandarlampung, Rabu (30/7/2025) (ANTARA/HO-MPAL Lampung)

Karena ini salah satu menjaga warisan leluhur mengenai bahasa Lampung

Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Umum Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Rycko Menoza menyarankan adanya kewajiban sehari berbahasa Lampung untuk menjaga warisan leluhur dan melestarikan adat istiadat setempat.

"Saya sebagai ketua MPAL berharap ada kewajiban satu hari berbahasa Lampung. Karena ini salah satu menjaga warisan leluhur mengenai bahasa Lampung," kata Rycko saat mengikuti kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) perdana MPAL di Bandarlampung, Rabu.

Ia menambahkan penggunaan bahasa Lampung yang dapat diusulkan kepada pemerintah daerah tersebut, salah satunya bisa diimplementasikan dalam sektor pendidikan atau kepada generasi muda.

Dalam kesempatan itu, lanjut dia, Rakerda perdana MPAL akan membahas segala macam berkaitan dengan adat di Lampung dengan tantangan kemajuan teknologi.

"Ini momen awal melaksanakan program. Era sekarang jangan terkesan MPAL adalah isinya orang berusia lanjut. Kita harus ubah pola pikir orang-orang, saat ini adalah peradaban modern, maka kita harus sesuaikan tidak ketinggalan zaman," ungkapnya.

Menurut Rycko, persoalan adat sangat banyak untuk dibahas sehingga diperlukan peranan media sebagai jembatan publikasi agar MPAL dapat diketahui publik secara luas.

"Tujuan kami ingin mengawal pembangunan di bidang adat budaya. Kalau bicara adat ada banyak hal. Semuanya tidak bisa disaksikan tanpa publikasi melalui media supaya orang di Lampung dan di luar Lampung tahu bahwa kita masih mewarisi menjaga nilai luhur adat yang lama," ujarnya.

Ia juga menginginkan Lampung bisa seperti Riau yang memiliki tradisi lomba sampan atau perahu. Lomba sampan tersebut dikemas secara menarik dengan publikasi melalui media sosial sehingga Riau dikenal dunia dengan lomba sampan.

"Kita bisa meniru provinsi lain yaitu Riau ada anak kecil viral ke berbagai penjuru dunia menari di atas perahu. Itu sepele dikemas, akhirnya terkenal anak kecil joget di atas kapal. Lampung bisa begitu ke depan terkenal dan bisa menambah potensi dikunjungi menambah devisa untuk Lampung," katanya.

Sebelumnya, MPAL telah berdiri berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pemeliharaan Budaya Lampung. Organisasi ini berdiri untuk mempromosikan budaya Lampung agar terkenal di tingkat nasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan menyampaikan bahwa Pemprov berterimakasih kepada MPAL yang telah berkomitmen menjaga adat maupun budaya Lampung.

Menurut dia, adat istiadat Lampung adalah identitas dengan falsafah yang harus dijunjung yaitu Piil Pesenggiri (harga diri), Sakai Sambayan (gotong royong), Nemui Nyimah (ramah tamah), Nengah Nyappur (terbuka dalam pergaulan), dan Bejuluk Beadek (pemberian gelar/nama baru sebagai pengakuan atas prestasi).

"Dinas Pariwisata memberikan ruang kepada seluruh kelompok untuk menampilkan budayanya. Pada festival Krakatau, kita menyajikan topeng topeng seperti sakura sebagai adat Lampung. Kita harus bisa menjaga dan melestarikan adat ini," tuturnya.

Bobby memastikan kehadiran MPAL memiliki peran strategis di tengah arus modernisasi yang berkembang. Adat, menurut dia, bukan hal yang terpisah dengan pemerintah, tetapi satu kesatuan yang dapat bersinergi untuk pembangunan.

Ia turut menambahkan visi Pemerintah Provinsi Lampung adalah Lampung maju menuju Indonesia emas, dan MPAL memiliki peran untuk mewujudkan visi tersebut melalui pelestarian adat.

"Saya harap MPAL dapat menuangkan program untuk melestarikan budaya serta kemajuan Lampung sesuai dengan visi Lampung maju menuju Indonesia emas 2045," harapnya.

Baca juga: Anggota DPR dukung tradisi Blangikhan jadi agenda nasional tahunan

Baca juga: Rycko Menoza: Pewaris adat yang membawa harapan baru untuk budaya Lampung

Baca juga: MPAL mengajak gubernur terpilih bersinergi lestarikan adat budaya

Pewarta :
Editor : Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.