Bandarlampung (ANTARA) - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia menyebutkan bahwa komunikasi inklusif dan kolaborasi lintas sektoral menjadi kunci terciptanya harmoni umat beragama.
"Dalam masyarakat yang majemuk, membangun rumah ibadah tidak sekadar mendirikan fisik bangunan, tetapi juga membangun rasa saling percaya di antara masyarakat," kata Kepala PKUB Muhammad Adib Abdussomad, saat dialog damai untuk mengurai persoalan pembangunan rumah ibadah di Bandarlampung, Selasa.
Menurut dia, pendekatan Golden Pathways, Structured Democratic Dialogue, dan Harmonising the EGO yang dikembangkan di PKUB bukan hanya teori, melainkan praktik nyata untuk membangun komunikasi efektif, kepemimpinan yang bijak, dan dialog yang mempersatukan.
"Semua itu menjadi dasar penyelesaian masalah pendirian rumah ibadah di Lampung maupun di tempat lain,” kata dia.
Ia pun menekankan bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan persoalan pembangunan rumah ibadah di Lampung akan menjadi contoh yang baik bagi daerah lain dalam membangun kerukunan umat beragama.
"Sehingga memang diperlukan komitmen bersama untuk membangun komunikasi, menjaga keharmonisan, dan memastikan pembangunan rumah ibadah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kebersamaan," kata dia.
Pelaksana Tugas Kepala Kanwil Kemenag Lampung Erwinto menegaskan diskusi ini menjadi langkah konkret untuk meminimalisasi potensi konflik yang dapat timbul akibat perbedaan pemahaman dalam pembangunan rumah ibadah.
"Kita perlu membangun komunikasi yang baik antarsemua pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat sekitar dalam masalah pembangunan rumah ibadah," kata dia.
Ia mengatakan, hanya dengan komunikasi yang terbuka dan saling menghormati, kepercayaan antarumat beragama dapat terjalin, sehingga polemik yang ada bisa diurai.
"Pendirian rumah ibadah harus dilandasi oleh semangat toleransi dan saling pengertian, bukan hanya di antara umat, tetapi juga dengan masyarakat di sekitar rumah ibadah,” kata dia.
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Panitia Pembangunan Gereja Ferdinando Lampung Selatan, Panitia Pembangunan Gereja Fransiskus Asisi Sukabumi Bandarlampung, Kepala Kantor Kemenag Bandarlampung Makmur, Ketua FKUB Kota Bandarlampung, Kepala Kemenag Lampung Selatan, dan pengurus FKUB Lampung Selatan.
"Forum ini membuka ruang bagi para pihak untuk berbagi pandangan, menyampaikan aspirasi, dan mencari solusi bersama atas dinamika pembangunan rumah ibadah yang selama ini dihadapi," kata dia.