Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro, Lampung, berupaya untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan guna memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Idul Fitri 1446 Hijriah.
Wali Kota Metro Bambang Iman Santoso mengatakan, dalam menjaga stabilitas harga bahan pangan, perlu kerja sama lintas sektor dan koordinasi yang kuat antara pemerintah dan stakeholder terkait.
"Stabilitas harga bahan pangan apalagi jelang Idul Fitri ini sangat penting agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya. Untuk perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan stakeholder," kata Wali Kota Metro Bambang Iman Santoso pada High Level Meeting (HLM), di Kantor Pemkot Metro, Rabu.
Menurutnya pula, Pemkot Metro berkomitmen untuk terus berupaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui pengendalian inflasi dan ketersediaan pangan yang stabil.
"Saya minta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Metro bersama perangkat daerah dan Instansi terkait terus melakukan upaya-upaya konkrit pengendalian inflasi," katanya lagi.
Sekretaris Daerah Kota Metro Bangkit Haryo Utomo mengatakan, pada Februari 2025, inflasi Kota Metro berada di bawah rentang target nasional, yaitu 2,5±1 persen.
Meski demikian, memasuki Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah, beberapa komoditas, seperti bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng menunjukkan indikasi kenaikan harga sehingga perlu diwaspadai.
"TPID Kota Metro terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif)," ujarnya pula.
Bank Indonesia Provinsi Lampung menyampaikan apresiasi kepada TPID Kota Metro atas langkah cepat pelaksanaan HLM pertama tahun 2025 setelah Provinsi Lampung.
"Metro pernah menjadi nominasi pada TPID Awards 2023, kami perkuat lagi upaya pengendalian inflasi agar bisa menjadi juara,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Junanto Herdiawan mengawali pemaparannya terkait Evaluasi dan Prospek Inflasi di Kota Metro.
Junanto menyampaikan adanya perlambatan IHK Kota Metro pada Februari 2025 yang sejalan dengan perkembangan di Provinsi Lampung.
"Dari empat kabupaten/kota yang menjadi titik sebaran inflasi, Kota Metro mencatatkan deflasi terdalam sebesar 0,89 persen (mtm)," ujarnya lagi.
Kondisi ini disebabkan oleh penurunan harga kelompok Administered Price (AP) dan Volatile Food (VF), utamanya bersumber dari penurunan tarif listrik, beras, dan aneka cabai.
Di sisi lain, komponen inti mencatatkan pertumbuhan yang cukup stabil, mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat tetap baik pada awal tahun 2025.
Baca juga: Pemkot Metro salurkan bantuan pangan beras
Baca juga: Wujudkan kemandirian pangan, Pemkot Metro tanam bawang merah