Surabaya (ANTARA) - Aliansi Mahasiswa Jawa Timur menegaskan bahwa gerakan menyebar selebaran "tolak politik dinasti dan pelanggaran HAM" bukan merupakan black campaign atau kampanye hitam serta penyebaran hoaks.
Menurut dia, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran tidak bisa menyalahkan atau mencari salah satu pelaku yang dianggap penggagas untuk disalahkan. Karena, gerakan mahasiswa merupakan gagasan bersama lebih dari 14 ribu untuk bergerak menegakkan keadilan HAM.
"Maka, jika satu mahasiswa disalahkan, ini berarti menyalahkan seluruh mahasiswa di Indonesia," ujarnya.
Atas hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Jatim pun membuat tiga pernyataan sikap. Pertama, Aliansi Mahasiswa Jawa Timur meminta Prabowo Subianto untuk berdialog secara terbuka dengan seluruh Mahasiswa Jatim tentang hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa pelanggaran HAM berat yang menimpa aktivis '98 lengkap dengan bukti, selambat-lambatnya dalam waktu 7x24 jam.
"Kedua, kami mengajak seluruh Mahasiswa Indonesia untuk tidak takut untuk menyuarakan keadilan dan kebenaran, serta terus berjuang atas dasar kemanusiaan," imbuh dia.
Ketiga, jangan sampai ada intimidasi terhadap mahasiswa yang memperjuangkan kemanusiaan, dalam hal ini seluruh mahasiswa yang bergerak bersama untuk menuntaskan kasus-kasus tersebut.
"Mencari kebenaran sejarah itu didiskusikan bukan dipolisikan," ucap dia.