Bandarlampung (ANTARA) - Institut Teknologi Sumatera (Itera) akan mengharmonisasikan kebijakan penghapusan skripsi sesuai dengan bidang ilmu di masing-masing program studi (prodi).
"Sejauh ini definisi penghapusan skripsi masih belum dirumuskan seperti apa, tetapi kami akan sesuaikan dengan bidang ilmu prodi dan diharmonisasikan dengan kebijakan pemerintah pusat," kata Rektor Itera Prof I Nyoman Pugeg Aryantha, di Lampung Selatan, Minggu.
Ia mengatakan bahwa pada dasarnya tidak ada yang aneh dengan definisi penghapusan skripsi, sebab intinya perguruan tinggi tetap menjalankan siklus pendidikan yang lengkap sebagai program pendidikan tinggi sarjana.
"Karena kan, kami bukan yang bersifat vokasi, untuk meraih sarjana ini, tentu siklusnya ada perkuliahan, praktikum dan semua kompetensi dilengkapi, dengan ditutup tugas akhir," kata dia pula.
Karena itu, kata dia lagi, secara substansi Itera tidak akan mengurangi bobot kualitas lulusan, meskipun nanti akan mengharmonisasikan kebijakan dari pemerintah pusat, hal ini dimaksudkan sebagai standar mahasiswa yang harus diakui agar dapat bersaing dengan lulusan lain bahkan nasional dan internasional.
"Jadi secara kualitas siklus perguruan tinggi kami pertahankan. Masalah definisi skripsi akan disesuaikan dengan ranah prodinya masing-masing," kata dia lagi.
Terlebih, kata Rektor Itera itu pula, definisi skripsi dari Pak Menteri Dikbud-Ristek, apabila jurusan seni mahasiswa tidak perlu mengerjakannya secara tekstual tetapi karya seni itu sendiri yang menjadi tahap akhirnya.
Namun begitu, ia mengungkapkan bahwa untuk sementara Itera masih akan menggunakan proses skripsi guna meluluskan mahasiswa hingga mandat dari pusat benar-benar turun.
"Tentu secepatnya kami akan lakukan harmonisasi sesuai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat. Sementara belum ada mandat yang dijalankan, kami akan tetap menjalankan yang sudah dilaksanakan selama ini," kata dia.
Pembahasan tugas akhir sebenarnya tidak ada masalah kan sudah disederhanakan juga di Itera ini untuk itu. Kalau kita lihat di induknya ITB Bandung yang namanya skripsi itu lebih susah secara waktu kita jalankan tugas akhir 100 hari.
Skripsi yang secara subtansi kami pertahankan sebagai siklus perguruan tinggi dan sarjana, tapi secara definisi secara bobot kami sesuaikan dan varian terkait prodinya, ujarnya lagi.
Baca juga: Prodi Teknik Lingkungan Itera dampingi warga Sukarame analisis potensi pengolahan sampah
Baca juga: Itera komit hasilkan SDM unggul