Bengkulu butuh "Blue Halo S" kelola potensi laut
Kalau terumbu karangnya rusak, maka potensi gurita akan berkurang dan hal tersebut tentu juga akan berdampak pada hasil tangkapan nelayan, katanya
Bengkulu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menyebutkan daerah yang memiliki perairan sepanjang 525 kilometer itu membutuhkan program "Blue Halo S" untuk mengelola potensi dan menjaga laut Bengkulu.
"Potensi laut kita kan luar bisa baik, itu di bidang perikanan, pariwisata untuk perhubungan ini harus kita jaga, makanya ini sangat diperlukan," kata Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Nandar Munadi di Bengkulu, Kamis.
Blue Halo S sendiri merupakan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif untuk mengelola konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya lingkaran ekologi dan ekonomi antara produksi dan perlindungan laut.
Program Blue Halo S diluncurkan pada rangkaian kegiatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, dan diharapkan dapat mendorong kesehatan laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Peluncuran Program Blue Halo S ditandai dengan penandatangan plakat antara Yayasan Konservasi Indonesia, Conservation International, dan Green Climate Fund di BNDCC 2, Nusa Dua, Minggu (13/11/2022).
Penandatangan disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri KP Trenggono
Kemudian, Nandar mencontohkan salah satu potensi perikanan di Provinsi Bengkulu di antaranya di Kabupaten Kaur yang memiliki komoditas laut berupa gurita.
Menurut dia ekosistem gurita tersebut berada di terumbu karang yang menjadi ciri khas Laut Kaur.
"Kalau terumbu karangnya rusak, maka potensi gurita akan berkurang dan hal tersebut tentu juga akan berdampak pada hasil tangkapan nelayan," katanya.
Pemprov Bengkulu, kata dia, terus berupaya untuk mendukung program pemerintah khususnya dalam menjaga dan mengangkat potensi kelautan di provinsi berjuluk "Bumi Raflesia" itu.
"Seperti apa yang diamanahkan oleh pemerintah pusat untuk menyelamatkan biota laut maupun potensi kelautan di Bengkulu nanti ditindaklanjuti oleh Dinas Perikanan," kata Nandar Munadi.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Syafriandi menyatakan bahwa Blue Halo S adalah program perlindungan dan peningkatan kesejahteraan dengan memanfaatkan ruang laut.
Bengkulu, kata dia, memberikan dukungan penuh terhadap program-program seperti Blue Halo S.
"Program sudah berjalan, termasuk yang Blue Halo S kita dukung dengan pemanfaatan, inovasi untuk alat tangkap, dan kami sudah ada tim untuk menganalisa alat tangkap, supaya alat tangkap tidak lagi melanggar aturan maupun tidak ramah lingkungan, semua alat tangkap harus ramah lingkungan," demikian Syafriandi.
"Potensi laut kita kan luar bisa baik, itu di bidang perikanan, pariwisata untuk perhubungan ini harus kita jaga, makanya ini sangat diperlukan," kata Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Nandar Munadi di Bengkulu, Kamis.
Blue Halo S sendiri merupakan pendekatan yang terintegrasi dan komprehensif untuk mengelola konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya lingkaran ekologi dan ekonomi antara produksi dan perlindungan laut.
Program Blue Halo S diluncurkan pada rangkaian kegiatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, dan diharapkan dapat mendorong kesehatan laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Peluncuran Program Blue Halo S ditandai dengan penandatangan plakat antara Yayasan Konservasi Indonesia, Conservation International, dan Green Climate Fund di BNDCC 2, Nusa Dua, Minggu (13/11/2022).
Penandatangan disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri KP Trenggono
Kemudian, Nandar mencontohkan salah satu potensi perikanan di Provinsi Bengkulu di antaranya di Kabupaten Kaur yang memiliki komoditas laut berupa gurita.
Menurut dia ekosistem gurita tersebut berada di terumbu karang yang menjadi ciri khas Laut Kaur.
"Kalau terumbu karangnya rusak, maka potensi gurita akan berkurang dan hal tersebut tentu juga akan berdampak pada hasil tangkapan nelayan," katanya.
Pemprov Bengkulu, kata dia, terus berupaya untuk mendukung program pemerintah khususnya dalam menjaga dan mengangkat potensi kelautan di provinsi berjuluk "Bumi Raflesia" itu.
"Seperti apa yang diamanahkan oleh pemerintah pusat untuk menyelamatkan biota laut maupun potensi kelautan di Bengkulu nanti ditindaklanjuti oleh Dinas Perikanan," kata Nandar Munadi.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Syafriandi menyatakan bahwa Blue Halo S adalah program perlindungan dan peningkatan kesejahteraan dengan memanfaatkan ruang laut.
Bengkulu, kata dia, memberikan dukungan penuh terhadap program-program seperti Blue Halo S.
"Program sudah berjalan, termasuk yang Blue Halo S kita dukung dengan pemanfaatan, inovasi untuk alat tangkap, dan kami sudah ada tim untuk menganalisa alat tangkap, supaya alat tangkap tidak lagi melanggar aturan maupun tidak ramah lingkungan, semua alat tangkap harus ramah lingkungan," demikian Syafriandi.