"Saya datang ke sini bersama anggota keluarga untuk berziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanudin," kata Hamid (45), seorang warga Tangerang di Serang, Sabtu.
Dia mengaku bersama keluarga rutin, setelah sepekan puasa Ramadhan, ke makam tersebut, sedangkan kali ini menginap di kompleks Masjid Agung Banten Lama selama Jumat (31/3) dan Sabtu (1/4).
Selama berada di Masjid Banten, selain ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin, ia melaksanakan Shalat Tarawih secara berjamaah dan shalat wajib lainnya.
Selain itu, membaca taduras Al Quran, zikir, dan mengikuti pengajian.
"Kami merasa senang dan bahagia setelah ziarah ke makam penyebar agama Islam di tanah Banten itu," kata Hamid.
Peziarah lainnya yang warga Pandeglang, Samsudin(50), mengaku datang ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin bersama rombongan untuk memanjatkan doa agar diberi berkah, kesehatan, dan keselamatan di bulan suci Ramadhan.
Ia mengatakan Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan dan berkah sehingga wajib dimanfaatkan untuk kebaikan, antara lain berziarah ke makam wali Allah sebagai pejuang dan penyebar Islam di Pulau Jawa.
"Kita setelah ziarah ke Makam Sultan Maulana Hasanuddin maka dilanjutkan ke Makam Syech Caringan dan Syech Mansur di Banten," kata dia.
Rohman (35), warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bersama isteri dan dua anaknya menjadikan ziarah ke Makam Sultan Hasanuddin Banten sebagai tradisi setiap Ramadhan.
Ia mengaku perasaan diri setelah ziarah ke makam itu menjadi tenang, nyaman, dan tidak ada beban hidup karena dekat dengan Tuhan.
"Karena itu, kami setiap sepekan puasa Ramadhan berziarah ke Makam Sultan Hasanudin Banten," katanya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Banten K.H. Tubagus Habib Arief mengatakan para peziarah yang datang ke tempat itu setiap hari pada bulan Ramadhan mencapai ratusan orang, berasal dari berbagai daerah di Banten, Jakarta, dan Lampung.
Para peziarah Makam Sultan Hasanuddin juga ada yang menginap untuk menjalani Shalat Tarawih dan zikir sambil memanjatkan doa-doa di sekitar Masjid Banten.
Bahkan, katanya, pengalaman-pengalaman tahun lalu, pada hari ketujuh hingga 20 Ramadhan, banyak wisatawan dari negara tetangga, seperti Singapura, Brunai, dan Malaysia datang ke makam tersebut.
"Kami berharap peziarah tetap harus mematuhi petugas di antaranya menjaga keamanan juga selalu pakai masker, meski COVID-19 sudah tidak ada lagi," kata Habib Arief yang juga generasi ke-14, keturunan Sultan Hasanuddin.