Kabupaten/Kota di Lampung siap beralih ke TV Digital

id Transformasi digital penyiaran, STB digital, tv digital Lampung

Kabupaten/Kota di Lampung siap beralih ke TV Digital

Salah seorang pramu kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung tengah menunjukkan STB gratis miliknya. Bandarlampung, Rabu (30/3/2022). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Bandarlampung (ANTARA) - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Lampung menyatakan ada 7 kabupaten dan kota di daerahnya yang siap beralih dari siaran analog ke siaran digital atau Analog Switch Off (ASO).

"ASO tahap pertama akan dilakukan pada 30 April, dan ada 7 kabupaten serta kota yang dipersiapkan untuk beralih dari tv analog ke digital," ujar Ketua KPID Provinsi Lampung Budi Jaya.
 
Ia mengatakan, tujuh daerah yang siap untuk beralih menggunakan tv digital tersebut, terinci di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Pringsewu, Pesawaran, Kota Metro, dan Bandarlampung.

"Migrasi siaran tv analog ke tv digital akan dilakukan dalam tiga tahap yakni pada 30 April, 25 Agustus, dan 2 November 2022. Kita bertugas membantu Kemenkominfo dalam memberikan sosialisasi," katanya.

Dia melanjutkan, dalam penyaluran Set-Up Box (STB) pada tahap awal berdasarkan data sementara ada sekitar 2.000 buah yang akan dibagikan.

"Ada sejumlah pengelola multifleksing (MUX) yang akan mengelola ini, dengan memberikan secara langsung melalui skema door to door dengan bantuan kantor pos," ucapnya.

Menurutnya, pemberian bantuan STB itu saat ini dikhususkan bagi masyarakat kurang mampu yang datanya didapatkan dari data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) Dinas Sosial.

"Untuk warga pra sejahtera ini akan di sesuaikan dengan DTKS dengan beberapa syarat. Estimasi sekitar ada 21 ribu masyarakat pra sejahtera di 7 kabupaten/kota di tahap 1 ini," katanya.

Tanggapan positif atas adanya migrasi tv analog menuju digital di Provinsi Lampung dikatakan oleh salah seorang pramu kantor di lingkungan Pemerintah Provinsi Lampung, Dino.

"Tadi mendapatkan bantuan STB mudah-mudahan bisa digunakan di rumah, jadi kalau menonton tv lebih jernih," ucap Dino.

Ia mengatakan, dengan dimulainya proses migrasi menjadi digital, perlu sosialisasi lebih masif agar masyarakat tidak terkejut atas adanya transformasi digital penyiaran.

"Sosialisasi harus lebih gencar supaya tidak terkejut ketika nanti tiba-tiba siaran di tv hilang, sebab tv ini jadi salah satu hiburan bagi masyarakat di rumah selama pandemi COVID-19," ujarnya lagi.