Bandarlampung (ANTARA) - Desa Sidodadi, yang terletak di Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, terkenal akan keindahan hutan mangrovenya yang menawan, yaitu Cuku NyiNyi. Wilayah ini menjadi salah satu destinasi wisata utama di Lampung dengan potensi besar di bidang ekowisata dan ekonomi kreatif.
Dosen IIB Darmajaya Yan Aditiya Pratama, SPd, MPd, MM, mengatakan, di balik pesonanya, ada tantangan serius seperti keterbatasan pasokan listrik di daerah wisata dan rendahnya tingkat literasi digital masyarakat, yang membatasi pengelolaan potensi desa secara optimal oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya.
Ia menjelaskan, sehubungan dengan kondisi tersebut, 21 mahasiswa IIB Darmajaya dan 3 dosen pembimbing yaitu Yan Aditiya Pratama, SPd, MPd, MM, Novi Herawadi Sudibyo, SKom, MTI., Dr Sri Lestari, SKom, MCs menyediakan pasokan listrik melalui Solar Energy, Rambu Informasi, dan Sistem Informasi Desa atau disingkat Program SERASI.
"Program ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2024/2025 dalam skema Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM," kata Yan Aditya Pratama.
Yan menambahkan, tujuan utamanya adalah membantu Desa Sidodadi bertransformasi menjadi desa digital yang mandiri energi dan ramah lingkungan, meskipun sederhana, tetapi memiliki dampak besar.
Teknologi ramah lingkungan untuk Desa Wisata, Program SERASI menggabungkan dua aspek penting, yaitu energi terbarukan dan sistem informasi digital. Tim mahasiswa merancang Smart Eco-Lighting dengan lampu penerangan jalan berbasis tenaga surya, dengan 15 titik penerangan di sepanjang jalur wisata mangrove, kawasan yang sebelumnya gelap kini terang hingga malam hari, membuat wisatawan lebih nyaman dan aman menikmati pesona alam Cuku NyiNyi.
“Teknologi ini memanfaatkan panel surya monokristalin berdaya 2.320 WP yang terhubung dengan sistem kendali otomatis berbasis mikrokontroler. Energi dari matahari disimpan dan digunakan saat malam hari tanpa perlu sambungan listrik PLN. Solusi ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya operasional sebagian desa dalam jangka Panjang,” katanya pula.
Transformasi Digital yang Menghidupkan Ekonomi Lokal, selain menyediakan penerangan, tim SERASI juga membangun website desa digital yang berfungsi sebagai pusat informasi, promosi wisata, dan desa.
Melalui portal ini, Ia menjelaskan, masyarakat dapat mempromosikan produk UMKM seperti kerajinan tangan, olahan kelapa, dan hasil pertanian lokal secara online. Saat ini, setidaknya 20 produk lokal sudah terdigitalisasi dan dapat diakses oleh wisatawan maupun pembeli dari luar daerah.
“Tim mahasiswa juga melatih masyarakat dalam literasi digital, mencakup pengelolaan data, pembuatan konten promosi, dan penggunaan media sosial untuk pemasaran. Akibatnya, pemuda dan pelaku UMKM di Sidodadi kini lebih percaya diri memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar dan menarik wisatawan,” ujarnya lagi.
Kolaborasi Mahasiswa dan Masyarakat: Membangun dari Desa
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi berbagai pihak, mahasiswa dari berbagai jurusan, seperti Sistem Komputer, Teknik Informatika, Desain Komunikasi Visual, Desain Interior, Manajemen, Akuntansi, Sains Data, dan Pariwisata, bekerja sama dalam satu proyek nyata. Pendekatan lintas disiplin ini menjadikan SERASI tidak hanya sebagai proyek teknologi, tetapi juga sebagai gerakan sosial yang melibatkan masyarakat.
Selain itu, Pemerintah Desa Sidodadi memberikan dukungan penuh melalui penyediaan lahan, fasilitas, dan keterlibatan langsung dalam pengelolaan sistem. Pokdarwis Cuku NyiNyi, sebagai pengelola wisata, dilatih untuk mengoperasikan sistem penerangan dan website promosi wisata secara mandiri. Langkah ini memastikan keberlanjutan program meskipun kegiatan pengabdian telah selesai.
Dalam waktu kurang dari satu tahun, Program SERASI menunjukkan hasil yang nyata yaitu, 15 lampu tenaga surya aktif menerangi jalur wisata malam hari, satu website desa digital berfungsi penuh, menampilkan potensi wisata dan UMKM lokal, 30 warga desa dilatih dalam literasi digital dan pengelolaan teknologi energi, 20 produk UMKM telah terdigitalisasi melalui katalog daring, dan ratusan pengunjung baru mengakses situs wisata dan produk desa Sidodadi.
Selain manfaat ekonomi, masyarakat kini merasa bangga dan memiliki rasa kepemilikan terhadap teknologi yang mereka kelola sendiri. Desa Sidodadi mulai dikenal sebagai contoh desa wisata yang berbasis energi bersih dan sistem informasi digital di Lampung.
Yan Aditiya Pratama menuturkan, SERASI bukan hanya proyek mahasiswa, tetapi juga bukti bahwa inovasi sederhana dapat merubah wajah desa secara nyata. Program ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau serta poin 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Dalam konteks Asta Cita, inisiatif ini turut memperkuat pembangunan dari pinggiran dan mendorong riset teknologi yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, dosen, pemerintah desa, dan masyarakat setempat, Desa Sidodadi sekarang melangkah lebih mantap menuju masa depan desa digital yang mandiri energi, kompetitif, dan berkelanjutan.
Baca juga: Dosen Darmajaya latih guru SMKN 6 Bandarlampung kuasai coding & AI cetak generasi inovatif
Baca juga: IIB Darmajaya kukuhkan Prof Ir Suhendro Yusuf Irianto sebagai Guru Besar Bidang Informatika
