Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi (Menkop) dan UKM Teten Masduki melepas ekspor produk briket arang balok dari UKM asal Tasikmalaya binaan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), CV Mandiri Persada, ke Hongkong dan Irak.
Sebanyak 18 ton dikirimkan ke Hongkong yang bernilai Rp305 juta, dengan asumsi nilai tukar Rp14.200/dolar AS, dan ke Irak sebanyak 26 ton dengan nilai Rp316 juta.
“Sosok usaha kecil seperti CV Mandiri Persada ini yang harus terus kita kembangkan dan besarkan agar naik kelas," ujar Menkop dan UKM Teten Masduki melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Sabtu.
Briket tersebut juga telah diekspor ke belasan negara lainnya seperti Lebanon, Maroko, Qatar, Arab Saudi, Brazil, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, dan Turki.
Teten mengatakan kebutuhan briket di dunia terus meningkat seiring dengan kampanye isu lingkungan anti batu bara.
“Bahkan, ke depan, tren minyak kelapa bakal semakin menggeser minyak sawit," katanya.
Ia mengatakan pihaknya sedang mengembangkan aneka produk berbasis kelapa seperti santan dan tepung sebagai langkah mengembangkan sektor hulu.
Dia mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya mampu menjawab kebutuhan bahan baku usaha briket dengan cara menambah kebun kelapa dan merestorasi kebun bambu.
“Pasar ada, tapi belum optimal. Artinya, supply chain belum terhubung dengan baik," ucap Menkop UKM.
Adapun Direktur CV Mandiri Persada Dewi Sinta mengungkapkan CV tersebut merupakan anggota dari Koperasi Makmur Mandiri (KMM) yang juga mitra LPDB-KUMKM.
Sejak dibina KMM dan LPDB-KUMKM, kata dia, ekspor briket meningkat dari 6 kontainer menjadi 19 kontainer per bulan.
Sementara itu Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan produk briket dari UKM Tasikmalaya ini telah mampu menembus pasar global seiring dengan adanya permintaan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah, Asia, dan Eropa.
Sejalan dengan program pemerintah, lanjut dia, saat ini produk dari koperasi sektor riil maupun produk UMKM berorientasi ekspor tengah ditingkatkan dari sisi produksi, akses pasar, tata kelola, dan pembiayaan.