Lampung siap simulasi uji coba 78 sampel vaksin COVID-19

id Corona Lampung, vaksin Lampung, Dinkes lampung

Lampung siap simulasi uji coba 78 sampel vaksin COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Rehiana. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Lampung siap melakukan simulasi uji coba 78 sampel vaksin COVID-19 sebagai upaya menanggulangi pandemi COVID-19.

"Sampel vaksin COVID-19 sudah datang dari pusat dan kemarin telah ada salah seorang dokter dari Litbangkes yang datang memberikan pengarahan mengenai uji coba sampel ini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana saat dihubungi, di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan Provinsi Lampung masuk wilayah segmen 3 dalam simulasi uji coba sampel vaksin bersama  Bangka Belitung dan akan melakukan simulasi kepada 78 orang.

"Kita masuk segmen 3 bersama Bangka Belitung untuk simulasi, dan ada 78 sampel yang akan dilakukan simulasi uji coba," katanya.

Menurutnya dalam perencanaan awal yang akan menjalani simulasi uji coba vaksin berasal dari kategori tenaga kesehatan, anggota TNI dan POLRI.

"Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta untuk saat ini kita melakukan simulasi terlebih dahulu sembari menyiapkan semua kebutuhan untuk vaksinasi, dan menurut info kita akan menggunakan vaksin Sinovac sembari menunggu vaksin buatan Indonesia siap digunakan," katanya.

Ia mengatakan untuk sementara waktu pengadaan vaksin COVID-19 bagi masyarakat luas belum tersedia sedangkan bagi kebutuhan simulasi telah tersedia.

"Kalau untuk kebutuhan simulasi uji coba vaksin tersedia, namun bila untuk digunakan vaksinasi secara luas belum tersedia sebab saat ini kita baru tahap simulasi terlebih dahulu," ujarnya.

Ia menjelaskan teknis pelaksanaan vaksinasi berdasarkan regulasi Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggluangan Pandemi COVID-19 hanya di berlakukan bagi masyarakat dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun.

"Selain rentang usia tersebut terdapat juga kelompok-kelompok yang nantinya dilakukan vaksinasi yakni kelompok resiko tinggi, kelompok prioritas seperti tenaga kesehatan, dan pasien probable atau kontak erat yang masih menunggu hasil tes usap," ucapnya lagi.