Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, kegiatan revitalisasi objek wisata "Loang Baloq" di Kecamatan Sekarbela, tahun ini dibatalkan karena anggaran sebesar Rp3,4 miliar sudah ditarik oleh Kementerian Pariwisata.
"Anggaran revitalisasi Loang Baloq dialihkan untuk penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), sebab kegiatan fisik yang sumber dana alokasi khusus atau DAK ditarik semua," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu.
Baca juga: Dinas Pariwisata Mataram tunda semua kegiatan pariwisata hingga pandemi Corona berakhir
Pada prinsipnya, sambung Denny, berbagai tahapan dan persiapan untuk revitalisasi Loang Baloq sudah final dilaksanakan. Bahkan, tahapan penerbitakan SKRK (situasi keterangan rencana kota) hampir rampung di Dinas PUPR Kota Mataram.
"Untuk desain dan lain-lain, sebenarnya kita sudah siap dan tinggal dilaksanakan. Tapi terjadi bencana non-alam sehingga semua rencana yang telah disiapkan terpaksa harus ditunda," katanya.
Namun demikian, sambungnya, Dispar Kota Mataram kembali akan mengusulkan anggaran untuk revitalisasi objek wisata Loang Baloq untuk pelaksanaan 2021, dengan usulan anggaran lebih besar yakni Rp5 miliar.
"Untuk revitalisasi kita sebenarnya butuh Rp5 miliar, tetapi tahun ini kita baru diberikan Rp3,4 miliar dan itupun sekarang sudah ditarik lagi untuk penanganan COVID-19," katanya.
Sementara terkait anggaran non-fisik sebesar Rp900 juta, menurut Denny, memang tidak ditarik tetapi anggaran itu untuk kegiatan pelatihan kepariwisataan, dan pelatihan olahraga paralayang yang embrionya sudah dilaksanakan di Pantai Mapak.
Meski tidak ditarik, katanya, kegiatan non-fisik tersebut tetap tidak bisa dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19, karena untuk melaksanakan kegiatan itu harus mengumpulkan orang banyak dan itu menyalahi dari protap penanganan COVID-19.
Begitu juga dengan berbagai agenda kepariwisataan yang telah disiapkan selama bulan Ramadan hingga bulan Juni 2020, belum dapat dilaksanakan.
"Jadi untuk sementara ini kita pasif saja sambil menunggu pandemi wabah COVID-19 mereda, karena yang namanya pariwisata kegiatannya selalu berkaitan dengan mengumpulkan orang banyak," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram pelajari cara Pengzhou sulap bencana jadi berkah