Transportasi berhenti dan kuil tutup saat jumlah korban virus bertambah menjadi 25
Wuhan (ANTARA) - China meningkatkan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus yang telah menewaskan 25 orang dan menginfeksi 800 lainnya, dengan menghentikan transportasi publik di 10 kota, menutup kuil-kuil, dan membangun rumah sakit baru untuk merawat mereka yang terinfeksi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis, menyatakan virus corona tipe baru sebagai keadaan darurat bagi China tetapi menegaskan virus itu bukanlah masalah internasional.
Otoritas kesehatan khawatir tingkat infeksi bisa meningkat selama Tahun Baru Imlek, saat ratusan juta warga China bepergian di dalam dan luar negeri selama libur sepekan, yang dimulai pada Jumat.
Baca juga: Jepang dan Korsel pastikan kasus kedua virus corona
Di stasiun kereta api di Wuhan, beberapa penumpang tetap berusaha untuk pulang ke kota yang merupakan pusat wabah. Mereka memasang wajah berani ketika turun dari kereta.
"Pilihan apa yang saya punya? Ini Tahun Baru China. Kita harus menjumpai keluarga kami," kata seorang pria bernama Hu, ketika dia turun dari kereta di Wuhan.
Hingga Kamis (23/1), terdapat 830 kasus yang dikonfirmasi dan 25 orang telah meninggal, kata Komisi Kesehatan Nasional. Sebagian besar kasus berada di kota Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal dari pasar yang memperdagangkan satwa liar ilegal.
Penelitian awal menunjukkan bahwa pada tahap terakhir evolusinya, virus Wuhan ditularkan ke manusia dari ular.
Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta orang, dan tetangga Huanggang, sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang, benar-benar terisolasi. Sebagian besar stasiun kereta ditutup, dengan beberapa kereta berhenti di kota, penerbangan ditunda, dan ada pos pemeriksaan di jalan-jalan utama masuk dan keluar kota.
Di kereta berkecepatan tinggi yang berhenti di stasiun Wuhan pada Jumat sore, sekitar 10 penumpang turun, tetapi tidak ada yang naik sebelum kereta melanjutkan perjalanannya.
Baca juga: China bangun RS berkapasitas 1.000 ranjang guna tangani virus corona
"Saya tidak takut. Saya percaya pada pemerintah. Saya harus bersama keluarga saya," kata seorang penumpang yang menyeret dua koper besar ke eskalator di stasiun Wuhan. Dia menolak menyebutkan namanya.
Wuhan sedang membangun rumah sakit baru dengan 1.000 tempat tidur untuk mengobati mereka yang terinfeksi, dengan tujuan menyiapkannya pada Senin (27/1), menurut laporan harian resmi Changjiang Daily, Jumat.
Bangunan-bangunan prafabrikasi sedang dibangun di sekitar kompleks rekreasi yang semula diperuntukkan bagi pekerja lokal, dibangun di taman di tepi danau pinggiran kota.
Kasus-kasus non-fatal yang telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, mendorong beberapa maskapai penerbangan untuk menangguhkan penerbangan dari dan ke Wuhan.
Tetapi WHO mengatakan pada Kamis bahwa "agak terlalu dini" untuk mempertimbangkan wabah sebagai "darurat kesehatan global". Pemberian status tersebut akan mengharuskan negara-negara untuk meningkatkan respons internasional.
"Tetapi jangan salah, ini (kondisi) darurat di Cina," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Kasus ini belum menjadi darurat kesehatan global. Mungkin akan," katanya.
Virus yang sebelumnya tidak dikenal, yang tidak memiliki obat dan dapat menyebar melalui saluran pernapasan, telah menciptakan keresahan karena banyak hal yang tidak diketahui. Masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa berbahaya dan seberapa mudah penyebarannya. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas, dan batuk.
Tiga tim peneliti akan mulai bekerja untuk mengembangkan vaksin potensial, kata Koalisi untuk Kesiapsiagaan Inovasi. Rencananya adalah memiliki setidaknya satu vaksin potensial dalam uji klinis pada Juni.
Beberapa ahli percaya virus baru ini tidak berbahaya seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2002-2003 dan menewaskan hampir 800 orang, dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), yang telah menewaskan lebih dari 700 orang sejak 2012.
"Saya tidak takut. Ini tidak seserius yang dialami semua orang. Saya kembali dari Amerika Serikat dan saya pikir itu tidak seburuk itu," kata seorang penumpang kereta kepada Reuters saat dia menuruni kereta di Macheng, stasiun sebelum Wuhan.
Baca juga: Virus corona tewaskan 25 orang dan 800 orang terjangkit di China
Kuil, Kota Terlarang, stasiun kereta api ditutup
Otoritas kesehatan China telah menyarankan warganya untuk menghindari keramaian selama liburan Tahun Baru Imlek.
Sebanyak 10 kota di Provinsi Hubei telah menangguhkan beberapa transportasi umum karena wabah virus corona, harian Hubei Daily melaporkan pada Jumat.
Bus di sejumlah kota seperti Chibi, Xiantao, Zhijiang, Qianjiang, Xianning, Huangshi, dan Enshi juga telah menangguhkan layanan. Kota Ezhou telah menutup stasiun kereta.
Di kota Zhijiang, semua tempat umum telah ditutup kecuali rumah sakit, supermarket, pasar petani, pompa bensin, dan toko obat, kata Hubei Daily. Tempat hiburan dalam ruangan di kota Enshi juga telah ditutup.
Beberapa kuil terkenal di China telah ditutup karena virus. Kuil Lama Beijing, tempat orang biasanya pergi untuk bersembahyang saat tahun baru, akan ditutup mulai Jumat.
Haikou, ibu kota provinsi pulau resor selatan Hainan, menutup fasilitas budaya dan wisata seperti perpustakaan dan museum.
Beijing membatalkan pertemuan besar, termasuk dua pekan raya Tahun Baru Imlek, dan menutup Kota Terlarang, objek wisata paling terkenal di ibu kota negara itu, untuk pengunjung hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Di Wuhan, penduduk memadati rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan dan bergegas membeli persediaan, membersihkan rak-rak supermarket, dan mengantri untuk membeli bensin.
Hong Kong yang dikuasai China, yang memiliki dua kasus yang dikonfirmasi, mengubah dua kamp liburan menjadi stasiun karantina sebagai tindakan pencegahan. Taiwan telah melarang siapa pun dari Wuhan masuk.
Departemen Luar Negeri AS memperingatkan pelancong untuk meningkatkan kewaspadaan di China saat bandara di seluruh dunia meningkatkan penyaringan penumpang yang datang dari negara tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: UEA saring penumpang dari China terkait virus Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis, menyatakan virus corona tipe baru sebagai keadaan darurat bagi China tetapi menegaskan virus itu bukanlah masalah internasional.
Otoritas kesehatan khawatir tingkat infeksi bisa meningkat selama Tahun Baru Imlek, saat ratusan juta warga China bepergian di dalam dan luar negeri selama libur sepekan, yang dimulai pada Jumat.
Baca juga: Jepang dan Korsel pastikan kasus kedua virus corona
Di stasiun kereta api di Wuhan, beberapa penumpang tetap berusaha untuk pulang ke kota yang merupakan pusat wabah. Mereka memasang wajah berani ketika turun dari kereta.
"Pilihan apa yang saya punya? Ini Tahun Baru China. Kita harus menjumpai keluarga kami," kata seorang pria bernama Hu, ketika dia turun dari kereta di Wuhan.
Hingga Kamis (23/1), terdapat 830 kasus yang dikonfirmasi dan 25 orang telah meninggal, kata Komisi Kesehatan Nasional. Sebagian besar kasus berada di kota Wuhan, tempat virus itu diyakini berasal dari pasar yang memperdagangkan satwa liar ilegal.
Penelitian awal menunjukkan bahwa pada tahap terakhir evolusinya, virus Wuhan ditularkan ke manusia dari ular.
Wuhan, sebuah kota berpenduduk 11 juta orang, dan tetangga Huanggang, sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang, benar-benar terisolasi. Sebagian besar stasiun kereta ditutup, dengan beberapa kereta berhenti di kota, penerbangan ditunda, dan ada pos pemeriksaan di jalan-jalan utama masuk dan keluar kota.
Di kereta berkecepatan tinggi yang berhenti di stasiun Wuhan pada Jumat sore, sekitar 10 penumpang turun, tetapi tidak ada yang naik sebelum kereta melanjutkan perjalanannya.
Baca juga: China bangun RS berkapasitas 1.000 ranjang guna tangani virus corona
"Saya tidak takut. Saya percaya pada pemerintah. Saya harus bersama keluarga saya," kata seorang penumpang yang menyeret dua koper besar ke eskalator di stasiun Wuhan. Dia menolak menyebutkan namanya.
Wuhan sedang membangun rumah sakit baru dengan 1.000 tempat tidur untuk mengobati mereka yang terinfeksi, dengan tujuan menyiapkannya pada Senin (27/1), menurut laporan harian resmi Changjiang Daily, Jumat.
Bangunan-bangunan prafabrikasi sedang dibangun di sekitar kompleks rekreasi yang semula diperuntukkan bagi pekerja lokal, dibangun di taman di tepi danau pinggiran kota.
Kasus-kasus non-fatal yang telah terdeteksi di Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, mendorong beberapa maskapai penerbangan untuk menangguhkan penerbangan dari dan ke Wuhan.
Tetapi WHO mengatakan pada Kamis bahwa "agak terlalu dini" untuk mempertimbangkan wabah sebagai "darurat kesehatan global". Pemberian status tersebut akan mengharuskan negara-negara untuk meningkatkan respons internasional.
"Tetapi jangan salah, ini (kondisi) darurat di Cina," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Kasus ini belum menjadi darurat kesehatan global. Mungkin akan," katanya.
Virus yang sebelumnya tidak dikenal, yang tidak memiliki obat dan dapat menyebar melalui saluran pernapasan, telah menciptakan keresahan karena banyak hal yang tidak diketahui. Masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa berbahaya dan seberapa mudah penyebarannya. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas, dan batuk.
Tiga tim peneliti akan mulai bekerja untuk mengembangkan vaksin potensial, kata Koalisi untuk Kesiapsiagaan Inovasi. Rencananya adalah memiliki setidaknya satu vaksin potensial dalam uji klinis pada Juni.
Beberapa ahli percaya virus baru ini tidak berbahaya seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2002-2003 dan menewaskan hampir 800 orang, dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), yang telah menewaskan lebih dari 700 orang sejak 2012.
"Saya tidak takut. Ini tidak seserius yang dialami semua orang. Saya kembali dari Amerika Serikat dan saya pikir itu tidak seburuk itu," kata seorang penumpang kereta kepada Reuters saat dia menuruni kereta di Macheng, stasiun sebelum Wuhan.
Baca juga: Virus corona tewaskan 25 orang dan 800 orang terjangkit di China
Kuil, Kota Terlarang, stasiun kereta api ditutup
Otoritas kesehatan China telah menyarankan warganya untuk menghindari keramaian selama liburan Tahun Baru Imlek.
Sebanyak 10 kota di Provinsi Hubei telah menangguhkan beberapa transportasi umum karena wabah virus corona, harian Hubei Daily melaporkan pada Jumat.
Bus di sejumlah kota seperti Chibi, Xiantao, Zhijiang, Qianjiang, Xianning, Huangshi, dan Enshi juga telah menangguhkan layanan. Kota Ezhou telah menutup stasiun kereta.
Di kota Zhijiang, semua tempat umum telah ditutup kecuali rumah sakit, supermarket, pasar petani, pompa bensin, dan toko obat, kata Hubei Daily. Tempat hiburan dalam ruangan di kota Enshi juga telah ditutup.
Beberapa kuil terkenal di China telah ditutup karena virus. Kuil Lama Beijing, tempat orang biasanya pergi untuk bersembahyang saat tahun baru, akan ditutup mulai Jumat.
Haikou, ibu kota provinsi pulau resor selatan Hainan, menutup fasilitas budaya dan wisata seperti perpustakaan dan museum.
Beijing membatalkan pertemuan besar, termasuk dua pekan raya Tahun Baru Imlek, dan menutup Kota Terlarang, objek wisata paling terkenal di ibu kota negara itu, untuk pengunjung hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Di Wuhan, penduduk memadati rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan dan bergegas membeli persediaan, membersihkan rak-rak supermarket, dan mengantri untuk membeli bensin.
Hong Kong yang dikuasai China, yang memiliki dua kasus yang dikonfirmasi, mengubah dua kamp liburan menjadi stasiun karantina sebagai tindakan pencegahan. Taiwan telah melarang siapa pun dari Wuhan masuk.
Departemen Luar Negeri AS memperingatkan pelancong untuk meningkatkan kewaspadaan di China saat bandara di seluruh dunia meningkatkan penyaringan penumpang yang datang dari negara tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: UEA saring penumpang dari China terkait virus Corona