Timika (ANTARA) - Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw, menegaskan jajarannya akan terus mengejar kelompok pengacau bersenjata Nduga yang dipimpin Egianus Kogoya, yang selalu menebar teror dan menembaki alat negara yang bertugas di wilayah itu.
Ia memberi hanya dua opsi, menangkap mereka hidup-hidup atau mati.
"Kami akan hadapi. Siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum, kami akan tegakkan hukum secara tegas," kata Waterpauw usai menjenguk Bhayangkara Satu Polisi Luky Darmadi, anggota Brimob Polda Maluku di RS Mitra Masyarakat/RSMM Timika, Minggu.
Baca juga: KKB tembaki anggota Brimob saat survei
Darmadi selama lima bulan terakhir bertugas sebagai personel BKO Polda Papua di Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga.
Paha kirinya ditembak pada Sabtu pagi (11/1), saat sedang membersihkan lingkungan di sekitar pos Brimob di kawasan Bandara Kenyam. Darmadi telah diterbangkan ke Jakarta pada Minggu petang menggunakan pesawat PT Airfast Indonesia untuk dirawat lebih lanjut di di RS Polri Kramat Jati, Jakarta.
"Selain mengejar, anggota kami diminta untuk membangun komunikasi dengan rekan-rekan satuan tugas yang lain termasuk para pemangku kepentingan yang ada di Nduga agar bisa menangkap para pelaku ini. Saya sudah tegaskan, dalam rangka penegakan hukum hanya ada dua opsi, yaitu tangkap hidup atau mati," ujar Waterpauw.
ia katakan, keberadaan polisi dan TNI di Nduga sesungguhnya dimaksudkan untuk membuat kondisi kamtibmas di wilayah itu aman dan terkendali.
"Kalau mereka punya keinginan atau tuntutan kepada pemerintah daerah ataupun kepada kami yang ada di daerah ini maka sampaikan apa keinginan mereka itu agar kita bisa mencari solusi terbaik, tapi jangan dengan cara kekerasan yang berujung jatuhnya korban jiwa atau luka-luka," kata dia.
Waterpauw mengatakan rangkaian aksi kekerasan di Kabupaten Nduga dimulai saat terjadi pembantaian terhadap 28 pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun fasilitas jembatan dan jalan Trans Papua pada 2 Desember 2018.
Dalam kejadian itu, sebanyak 17 pekerja PT Istaka Karya terbunuh dan empat pekerja lainnya hingga kini tidak diketahui nasib dan keberadaannya.
"Rangkaian aksi kekerasan yang dibuat oleh KKB itulah yang membuat kami hadir di sana untuk melakukan penegakkan hukum di tengah masyarakat sesuai dengan kebijakan negara. Jadi, jangan dibalik-balik. Saya berharap pemerintah daerah, bupati, wakil bupati dan para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tokoh pemuda membantu kami melakukan komunikasi dengan anak-anak muda yang bergabung dalam KKB itu," kata dia.
Ia yakin komplotan pengacau bersenjata Kogoya sebagian besar masih berusia muda. Namun lantaran mereka memegang beberapa pucuk senjata api, kelompok tersebut menjadi liar, tanpa kendali.
"Tolong bantu kami melakukan komunikasi dengan mereka agar mau kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan kembali hidup berbaur dengan masyarakat yang lain. Bicarakan baik apa keinginan mereka, kecuali satu hal yaitu ingin merdeka sebab prinsip kita tegas yaitu tidak ada hal itu," katanya.
Berita Terkait
10 pelaku tawuran bersenjata tajam di Padang diamankan polisi
Minggu, 11 Agustus 2024 5:43 Wib
Panglima TNI: KKB di Papua kembali disebut OPM
Kamis, 11 April 2024 5:41 Wib
Polisi buru pelaku perampokan bersenjata api
Rabu, 7 Februari 2024 19:21 Wib
Polda Sumbar mengungkap sindikat perampok toko emas bersenjata api
Rabu, 31 Januari 2024 5:36 Wib
Polisi tembak mati perampok bersenjata api
Minggu, 28 Januari 2024 11:55 Wib
14 pemuda bersenjata tajam di Banda Aceh ditangkap polisi usai pembacokan warga
Senin, 22 Januari 2024 20:33 Wib
Polisi cegah tawuran puluhan remaja bersenjata tajam
Minggu, 3 Desember 2023 11:27 Wib
Respons serangan KKB, Panglima TNI gunakan pendekatan "smart power"
Jumat, 1 Desember 2023 12:50 Wib