Manado (ANTARA) - Staf Khusus Gubernur Sulawesi Utara Bidang Pariwisata, Dino Gobel mengatakan penguasaan bahasa mandarin sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor pariwisata di Sulawesi Utara,
"Kendalanya di situ (sumber daya), saat ini banyak wisatawan dari China yang datang ke Sulut," kata Dino di Manado, Selasa.
Ia menjelaskan sektor pariwisata saat ini terus berupaya memelihara pasar sambil membuka jaringan baru negara-negara potensial yang bisa mendatangkan wisatawan.
"Kita memainkan potensi pasar memanfaatkan teknologi digital, dan itu kebanyakan dimainkan oleh teman-teman yang bergerak di industri pariwisata semisal Safari Grup," ujarnya.
Baca juga: KEK Pariwisata Likupang di Minahasa diharapkan tingkatkan kunjungan wisatawan mancanegara
Namun, ketika wisatawan asal China ingin mengetahui kondisi obyek wisata yang ada di Sulawesi Utara, terjadi kendala dalam penguasaan bahasa mandarin.
Padahal, Pemprov Sulut terus membuka pasar potensial di China dengan menjalin kerja sama maskapai agar melakukan penerbangan langsung dari sejumlah kota di negara tersebut.
"Kelemahan kita di bahasa mandarin, padahal China adalah pasar potensial," ujarnya.
Selama ini, pemerintah daerah juga sudah melakukan promosi melalui pembuatan website di internet dalam dua bahasa, meski belum sepenuhnya menyertakan bahasa mandarin.
"Pemerintah daerah terus berupaya memperkenalkan Sulawesi Utara beserta dengan potensi yang dimiliki termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Sektor ini (pariwisata) memberikan dampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Sulut melirik pasar potensial wisatawan China
Selama tahun 2018, rute penerbangan dari Manado ke kota lainnya di China di antaranya Guangzhou, Shanghai, Changsha dan Tianjin berhasil mendatangkan ratusan ribu turis.
Dalam periode tersebut sebanyak 107.075 turis China berlibur ke Sulut atau mencapai 83,78 persen dari total kunjungan seluruh wisatawan mancanegara.